SAMARINDA, Swarakaltim.com – Hujan intensitas tinggi yang melanda sebagian kota Samarinda, Kamis (22/9/2022) sore kembali membuat sejumlah kawasan di kota Samarinda terutama sebagian besar di Samarinda Utara terendam banjir. Bahkan warga yang dari Bandara APT Pranoto pulang ke Karang Asam harus menempuh waktu 3 jam lebih.
“Dari Alaya, Ahmad Yani, Merdeka, Perempatan Lembuswana, RS A Wahab Syahrani genangan cukup tinggi malam ini. Mudahan cepat surut. Harapan lain, Pemerintah Propinsi tentunya harus betul-betul memperhatikan dan empati dengan nasib masyarakat yang berdampak banjir.
Karena banjir ini tidak hanya menimbulkan kerugian infrastruktur yang rusak makin parah. Masyarakat akan berdampak langsung, selain rumah-rumah mereka rusak karena tergenang air, barang-barang mereka juga demikian,” ucap Wakil Ketua Komis IV DPRD Provinsi Kaltim Puji Setyowati SH MHum, Kamis (22/9/2022) malam.
Menurutnya lagi banjir punya dampak tidak baik untuk kesehatan. Apalagi sebutnya RS AWS juga banjir cukup tinggi. “Air di sekitar rumah sakit juga keluar. Dari parit-parit, pembuangan hingga bercampur dengan limbah-limbah yang ada di sana. Pasti akan menimbulkan dampak langsung terhadap masyarakat di sekitarnya terutama gatal gatal dan dampak lainnya,” tegas Puji dari Fraksi Partai Demokrat.
Selaku anggota DPRD Kaltim Dapil Samarinda Puji berharap besar bahwa pemerintah propinsi harus campur tangan dan turut membantu bagaimana mencari solusi yang tepat.
“Saat ini kita lihat kedangkalan di Sungai Mahakam cukup tinggi, sehingga sama sekali tidak bisa membantu ketika hujan di hulu cukup deras, kemudian di sini banjir.
Termasuk hari ini di wilayah Sungai Kunjang tidak hujan, jadi yang banjir di wilayah utara. Kebetulan ada keluarga yang datang dari sana, dari perjalanan bandara sampai ke rumah kurang lebih tiga jam. Ini perlu penanganan terintegrasi, melibatkan semua dinas instansi terkait termasuk tentunya Pemkot sendiri,” tutur Puji.
Oleh karena itu sebutnya perlunya dukungan itu pada hal penganggaran. Kemudian, bagaimana memperbaiki dan juga memperbanyak kawasan-kawasan yang merupakan daerah resapan air benar-benar diselamatkan dan itu pula perlu dana yang besar.
“Kemudian tata kota lebih ditingkatkan lagi karena memang pertumbuhan penduduk pesat. Apalagi dengan IKN migrasi luar biasa. Ini perlu dipikirkan semua pihak agar Kaltim pada umumnya, khususnya Samarinda sebagai ibukota Kaltim,” pungkasnya.(dho)