Foto : Wakil Ketua DPRD Kaltim Muhammad Samsun.
Muhammad Samsun : Perkuat Sektor Pertanian dan Perkebunan
SAMARINDA, Swarakaltim.com – Ancaman resesi global menjadi ancaman nyata di tahun depan, 2023 dan membuat ekonomi dunia termasuk Indonesia melemah dibandingkan sebelumnya. kekhawatiran masyarakat ketika terjadi resesi yakni kenaikan harga barang.
Mengapa Indonesia terkena dampak ekonomi global, tentunya adanya transaksi perdagangan dunia yasng masih menggunakan mata uang asing. Pergerakan naik dan turunnya harga mata uang asing itu dipasar global, maka berdampak yang signifikan terhadap perdagangan dunia termasuk di Indonesia.
Namun, dihadapan awak media Wakil Ketua DPRD Kaltim Muhammad Samsun menyampaikan bahwa mempercayai resesi ekonomi tak akan terjadi di Kalimantan Timur (kaltim), dengan catatan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim bisa mengatur manajemen daerah baik.
“Indonesia memiliki Sumber Daya Alam (SDA) yang tinggi, sehingga krisis global ini tidak terjadi, dan di Kaltim terutama yang memiliki potensi yang besar terkait SDA ini,” lanjutnya, Senin (19/10/2022)
“Namun, untuk kebutuhan pangan, Pemerintah diharapkan bisa mengatur dalam pengelolaanya dengan baik,” ujarnya.
Politisi Partai PDIP ini juga meminta kepada seluruh elemen masyarakat dan Pemprov Kaltim serta Pemerintah Kabupaten Kota, agar bisa melakukan antisipasi sedini mungkin guna meminimalisir terjadinya resesi ekonomi tersebut.
“Kita tidak bisa berdiri sendiri, dan Bung Karno pernah berkata bahwa kita berada di taman sarinya internasionalisme, kita berada diantara bangsa-bangsa artinya kita tidak bisa berdiri sendiri melainkan harus ada pengaruh bangsa lain,” tuturnya
“Pengaruh yangh dimaksudkan yakni pengaruh positif, karena kita memiliki SDA yang tinggi dan tersedia, maka di harapkan Negara lainnya bisa banyak mengekspor dari Negara kita,” ucapnya.
“SDA kita bisa manfaatkan, namun di sisi pangan jangan kita lupakan, untuk itu Saya berharap masyarakat bisa memanfaatkan lahan untuk sektor pertanian dan perkebunan guna menjaga ketahanan pangan,” pesannya.
“Jangan sampai lahan yang bisa digunakan untuk sektor tersebut guna meminimalisir resisi ekonomi ini, di ambil untuk aktifitas pertambangan yang dapat merusak kesuburan lahan pertanian maupun perkebunan,” pungkasnya. (Adv/AI)