Teks Foto : Fitri Maisyaroh berfoto bersama narasumber dan peserta Seminar Ayah bertajuk Ayah Ada Ayah Tiada gelaran DKP3A Kaltim di Hotel HER, Senin (13/9/’23).
BALIKPAPAN, Swarakaltim.com – PENTINGNYA peran ayah guna membangun ketahanan keluarga maka diperlukan cara pandang orang tua dalam mendidik anak. Salah satunya dengan menggelar Seminar Ayah seperti yang dilakukan Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Kaltim di Hotel HER, Senin (13/3).
Ayah adalah bagian tak terpisahkan dalam keluarga. Peran ayah sangat diharapkan agar ada sosok teladan yang bermanfaat dalam membangun kecerdasan emosional anak kelak.
Untuk itu, tidak tanggung-tanggung pakar ahli di bidangnya dihadirkan untuk menjadi narasumber dalam seminar bertajuk “Ayah Ada Ayah Tiada”. Pertama ada Kepala DKP3AS Kaltim, Hj Noryani Sorayalita. Kedua Anggota Komisi IV-DPRD Kaltim, Hj Fitri Maisyaroh. Dan ketiga Pakar Keayahan Nasional, Irwan Rinaldi.
Kepala DKP3AS Kaltim, Hj Noryani Sorayalita yang dalam penyampaiannya menyatakan keluarga didalam pembangunan memiliki porsi dan kontribusi penting yaitu sebagai institusi sosial dasar yang memberikan sosialisasi awal berupa pendidikan nilai, akhlak dan norma pada anggota keluarga. “Melalui keluarga pula pondasi awal membentuk kualitas sumber daya manusia baik fisik maupun non fisik dimana hal ini telah menjadi indikator ketercapaian pembangunan yaitu Indeks Pembangunan manusia (IPM),” katanya.

Pembangunan keluarga lanjutnya merupakan salah satu isu tematik dalam pembangunan nasional karena Kekuatan pembangunan nasional berakar pada elemen keluarga sebagai komunitas mikro didalam masyarakat. “Keluarga merupakan pondasi dasar bagi keutuhan dan kekuatan dan keberlanjutan pembangunan dan fondasi kehidupan masyarakat bernegara,” ucapnya.
“Dan keluarga yang berkualitas bisa terbentuk berdasarkan perkawinan yang sah dan bercirikan sejahtera, sehat maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan ke depan, bertanggung jawab, harmonis dan bertakwa,” pungkasnya.
Anggota Komisi IV-DPRD Kaltim, Hj Fitri Maisyaroh mengatakan, kenapa seminar dikhususnya untuk para ayah, dimana saat ini sebetulnya Indonesia sedang darurat remaja, yang salah satu indikatornya adalah tingginya angka pernikahan dispensasi anak-anak usia SMP, SMP dan masih muda. “Diisinyalir tingginya angka tersebut karena rata-rata dikarenakan, mohon maaf karena hamil diluar nikah yang dikarenakan tidak begitu dekatnya anak dengan ayahnya,” katanya
Dikatakan Fitri, mungkin secara fisik ayah ada di rumah tapi secara psikologis anak-anak tidak mendapatkan perhatian ayahnya. Mereka hanya menemui ibu dan ibu tidak disupport penuh oleh ayahnya . Ibu pun tidak bisa mengasuh secara maksimal. “Nah problematika inilah yang harus kita cari solusinya yaitu dengan mengajak ayah menyadari dan mulai kembali memperhatikan tanggung jawabnya baik sebagai kepala keluarga maupun sebagai ayah,” ungkapnya.

Dan intinya, ayah dan ibu harus berkomitmen menyediakan waktu dan perhatian dalam mendidik anak di rumah. Ayah dan ibu harus bekerja sama dalam mendidik anak layaknya sebuah tim di sekolah. “Ayah jadi kepala sekolah. Ibu jadi Guru,” ucapnya.
Sementara Pakar Keayahan Nasional, Irwan Rinaldi menyatakan bahwa saat ini Indonesia mendapat persoalan penting karena telah menjadi negara ketiga fatherless. “di Dunia ayahnya banyak secara fisik, namun tidak berperan secara psikologis,” katanya.
Nah dampaknya anak-anak akan bermasalah dimasa depannya. Dan masalah paling utama adalah karakter. “Penyebabnya anak-anak tidak terbentuk karakternya, dimana ayahnya hanya berperan secara fisik tapi tidak berperan secara psikologis,” ungkapnya.
Maka dari itu sosok ayah harus bisa mengendalikan emosi yang besar dalam dirinya untuk menghadapi anak dengan berbagai macam masalah yang ada. “Intinya kuatkan 3 fitrah ayah sejati yakni mencintai, membimbing dan meneladankan,” ungkapnya. (SIS)