SENDAWAR, Swarakaltim.com – Bupati Kabupaten Kutai Barat (Kubar) FX Yapan mengatakan, menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Balikpapan pada tanggal 13 Mei 2023 mendeteksi 30 titik panas (indikator awal kebakaran hutan dan lahan atau Karhutla, tersebar di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).
Untuk itu, semua pihak diminta waspada agar jumlah titik panas tidak bertambah. Hal itu dikatakan Bupati Kubar FX Yapan kepada wartawan, usai mengikuti apel siaga serentak pencegahan Karhutla di Mako Polres Kubar, Kamis (22/6/2023).
Orang nomor satu di Bumi Sendawar, Tamaa Purai Ngeriman ini menegaskan, timbulnya Karhutla dampak negatif terhadap aspek sosial, ekonomis, ekologis, politis. Baik pada skala Nasional, regional (Asean) maupun global, hingga terjadinya perubahan iklim dan pemanasan global yang beresiko sangat merugikan bagi daerahnya dan Negara pada umumnya Kaltim.
“Kita ketahui bersama bahwa wilayah Provinsi Kaltim, merupakan daerah yang rawan terjadinya Karhutla, terutama disebabkan oleh faktor manusia, maka perlu dilakukan upaya pencegahan dan penanggulangannya,” ujar Bupati dua periode di Kubar ini kepada wartawan.
Oleh karena itu, kata Yapan, betapa besar dampak negatif yang ditimbulkan oleh kejadian Karhutla, sehingga menuntut tanggung jawab bersama untuk melakukan tindakan pencegahan dan penanggulangan terhadap kejadian kebakaran hutan dan lahan.
Sehingga dalam hal ini Pemprov Kaltim telah menerbitkan Perda No.05 Tahun 2009 tentang Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan. Dalam Perda tersebut telah diatur upaya pencegahan, kesiap siagaan, upaya pemadaman, penangan pasca pemadaman, kelembagaan yang terlibat di setiap level/tingkatan pemerintahan serta wewenang, tugas, fungsi dan tata hubungan kerja, sarana dan prasarana dan ketentuan penyidikan dan sanksi.
“Besar harapan kita melalui apel siaga ini kita terus membangun upaya pencegahan Karhutla terus digalakan melalui kerjasama dan keterlibatan antara Kementerian/Lembaga baik pusat maupun daerah. Sinergi itu dilakukan antara Kemen LHK, TNI, POLRI, BNPB, dan satgas satgas yang ada di Kubar,” tutur Yapan.
Untuk itu dirinya mendorong agar semua stakeholder terkait karhutla di Kubar agar terus meningkatkan upaya pencegahan dan pengendalian karhutla berupa peningkatan status kedaruratan, patroli terpadu, operasi udara yang meliputi patroli udara, water bombing, pembuatan hujan buatan/Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC), dan operasi darat yang meliputi patroli mandiri dan pemadaman dini.
“Semoga upaya kita semua dalam program ini mampu mengawal dan menjaga Kaltim sebagai paru paru dunia yang saat ini telah ditunjuk sebagai Ibukota Nusantara (IKN) di Kaltim, sekaligus mendapatkan berbagai apresiasi dan penghargaan dari Pemerintah,” pungkas Yapan.
Penulis : Alfian
Editor : Redaksi
Publisher : Rina