Mahasiswa Ilmu Komunikasi Bangun Kesadaran Budaya Tuli Lewat Seminar Bahasa Isyarat

SAMARINDA, Swarakaltim.com – Seminar bertema “Sign Language Unites Us: Mengenal dan Belajar Bahasa Isyarat” yang diselenggarakan oleh Follow Me!, event organizer mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Mulawarman, sukses digelar pada Sabtu (19/10/2024). Bertempat di Aula Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Samarinda, acara ini menjadi wadah penting untuk mengenalkan budaya Tuli dan bahasa isyarat kepada masyarakat.

Didukung Komunitas IKAT (Ikatan Kebersamaan Anak Tuli) Samarinda sebagai narasumber utama, seminar ini disambut dengan antusias oleh peserta. Seminar tersebut tidak hanya memperluas wawasan tentang kehidupan komunitas Tuli, tetapi juga memberikan ruang bagi interaksi yang edukatif dan menghibur.

Silviana Purwanti, Kepala Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Mulawarman, membuka acara dengan menekankan pentingnya kesadaran akan inklusivitas. “Seminar ini sangat berharga untuk meningkatkan pemahaman dan menghargai komunitas Tuli. Harapan saya, mahasiswa dan masyarakat dapat menjadikan acara ini sebagai momentum untuk memperkuat inklusi sosial,” ujar Silviana.

Kadek Dristiana, dosen pengampu mata kuliah Perencanaan dan Pengorganisasian Event, turut mengapresiasi inisiatif seminar ini. Ia melihat bahwa pengetahuan tentang bahasa isyarat dapat memberi manfaat luas, tidak hanya dalam lingkungan akademis, tetapi juga dalam interaksi sosial sehari-hari. “Seminar ini adalah langkah awal yang baik untuk membangun komunikasi yang lebih inklusif di masyarakat,” kata Kadek.

Retno Inggit, perwakilan dari IKAT Samarinda, menyampaikan pemaparan tentang budaya dan kehidupan komunitas Tuli. Ia menjelaskan tentang penyebab ketulian, tingkatan gangguan pendengaran, serta cara berkomunikasi yang efektif dengan komunitas Tuli. “Acara ini menjadi kesempatan yang baik untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap dunia Tuli dan menciptakan komunikasi yang lebih setara,” ucap Retno melalui bahasa isyarat.

Dalam sesi selanjutnya, Agustin Ulmanda dari IKAT Samarinda memperkenalkan alfabet BISINDO (Bahasa Isyarat Indonesia). Peserta diajak mempraktikkan dasar-dasar bahasa isyarat, yang direspon dengan antusiasme tinggi. Banyak peserta yang langsung tertarik mencoba menggunakan BISINDO dalam kehidupan sehari-hari. “Kami ingin peserta tidak hanya belajar teori, tetapi juga langsung mempraktikkan bahasa isyarat,” ujar Agustin.

Selain sesi seminar, acara ini juga dimeriahkan oleh bazar yang diikuti komunitas-komunitas lokal. Gramedia dan Samarinda Book Party turut meramaikan bazar dengan menyediakan buku bacaan di lokasi acara. Komunitas IKAT Samarinda juga menjual berbagai merchandise bertema komunitas Tuli seperti gantungan kunci dan pakaian.

Acara ditutup dengan sesi games interaktif yang melibatkan seluruh peserta, di mana mereka dapat langsung mempraktikkan bahasa isyarat yang telah dipelajari selama seminar.

Salah satu peserta, Yaasiina, mengungkapkan kegembiraannya. “Luar biasa! Saya berharap acara seperti ini bisa diadakan lagi. Kini, saya lebih memahami cara menggunakan BISINDO saat berinteraksi dengan teman Tuli,” katanya.

Alda, Ketua Panitia, mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat. “Kami berharap seminar ini menjadi langkah awal dalam mengubah cara pandang masyarakat terhadap komunitas Tuli, sekaligus membuka jalan bagi kegiatan serupa di masa depan,” ujar Alda. (ad)

Loading

Bagikan: