BALIKPAPAN,Swarakaltim.com – Kurangnya tenaga pengajar menjadi masalah serius di dunia pendidikan Indonesia. Di era digital yang serba cepat ini, profesi guru mulai ditinggalkan oleh generasi muda. Banyak yang merasa bahwa profesi guru tidak menarik, terutama karena gaji yang dianggap rendah dibandingkan dengan profesi lain, seperti menjadi pengusaha atau konten kreator yang kini lebih diminati.
Wakil Ketua DPRD Balikpapan, Budiono, menyatakan bahwa salah satu cara untuk menambah jumlah tenaga pengajar di sekolah adalah dengan memanfaatkan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Menurut Budiono, dana BOS dapat digunakan oleh sekolah untuk merekrut guru honorer, terutama di tengah keterbatasan pengangkatan guru berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS).
“Kita memang tidak bisa begitu saja merekrut guru PNS. Pengangkatan guru PNS ada kuota tersendiri yang diatur oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB). Selain itu, pengangkatan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) juga ada batasannya,” jelas Budiono.
Ia menambahkan, solusi paling efektif yang bisa dilakukan saat ini adalah melalui rekrutmen guru honorer, yang dibiayai dari dana BOS di setiap sekolah. Dengan demikian, pemerintah daerah dan Dinas Pendidikan tidak memiliki wewenang penuh untuk langsung menempatkan guru di sekolah-sekolah, karena setiap sekolah memiliki otonomi untuk merekrut guru honorer sesuai kebutuhan dan kemampuan anggaran mereka.
Meskipun solusi ini membantu mengatasi kekurangan guru, namun permasalahan ini tetap perlu perhatian lebih lanjut dari pemerintah pusat. Kebutuhan akan tenaga pengajar berkualitas di era digitalisasi ini sangat mendesak, dan peningkatan kesejahteraan guru serta perbaikan sistem pengangkatan menjadi hal yang penting untuk dipertimbangkan.(*/pr)