Pemprov Kaltim Percepat Energi Terbarukan, Pastikan Transisi Tak Rugikan Pekerja Tambang

SAMARINDA, Swarakaltim.com – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) mulai memacu transisi energi menuju sistem berbasis sumber daya terbarukan dengan kapasitas total 1,81 gigawatt (GW). Proyek ini mencakup wilayah Kaltim dan Kalimantan Utara (Kaltara).

Pembangunan energi hijau tersebut terdiri atas PLTS + BESS berkapasitas 628 megawatt (MW), PLTA sebesar 1.251 MW, dan PLT Biomassa 10 MW. Seluruhnya akan direalisasikan secara bertahap sebagai bagian dari peta jalan energi bersih nasional.

Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kaltim, Bambang Arwanto, menuturkan proyek ini merupakan langkah strategis menuju target bauran energi hijau sebesar 79 persen.

“Target kita lebih optimis, rata-rata di atas capaian nasional 79 persen. Sekarang tinggal bagaimana sinerginya bisa benar-benar diwujudkan,” ucap Bambang dalam Forum Energy Kaltim di Hotel Mercure Samarinda, Kamis (16/10/2025).

Ia menjelaskan, selama lima dekade terakhir, ekonomi Kaltim bergantung besar pada hasil sumber daya alam terutama energi fosil. Namun kini, saatnya daerah beralih ke energi yang lebih bersih.

“Kita tahu 50 tahun terakhir aktivitas ekonomi Kaltim bergantung pada sektor sumber daya alam. Sekarang saatnya kita beralih dari energi fosil ke non fosil, yang tentu saja membawa plus dan minus,” ujar Bambang.

Menurutnya, transformasi energi ini memberikan dampak positif bagi lingkungan, meski sektor pendapatan daerah masih didominasi industri tambang.

“Sumber daya lingkungan akan mendukung arah ini menjadi lebih baik ke depan, meski kontribusi sektor pertambangan masih 38 persen dan pendapatannya mencapai 68 persen,” jelasnya.

Bambang juga menilai, keberadaan kilang (refinery) yang memproduksi B40 turut memperkuat kemandirian energi Kaltim.

“Kita terbantu dengan banyak refinery yang memproduksi B40 dan sebagainya, yang membuat angka produksi energi kita meningkat,” tambahnya.

Meski demikian, ia menegaskan pemerintah tidak akan meninggalkan para pekerja di sektor tambang. Transisi energi akan dibarengi strategi pengembangan ekonomi alternatif.

“Kaltim punya 15 sektor yang dikembangkan dalam RPJMD agar transformasi ini tidak menciptakan pengangguran di sektor pertambangan. Fokus kita antara lain pada perkebunan kelapa sawit dan sektor turunannya,” tegas Bambang.

Ia menutup dengan menegaskan bahwa transformasi energi bukan sekadar proyek infrastruktur, tetapi juga komitmen menjaga kesejahteraan masyarakat di tengah perubahan menuju masa depan energi hijau.(DHV)

www.swarakaltim.com @2024