SAMARINDA, Swarakaltim.com – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur menyoroti meningkatnya kasus stunting di Kota Balikpapan dan Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU). Sekda Kaltim, Sri Wahyuni, menyampaikan bahwa kedua daerah tersebut justru mencatat kenaikan dalam dua tahun terakhir, ketika sebagian wilayah di Kaltim telah menunjukkan kemajuan penurunan.
“Yang sudah berada di bawah nasional itu baru Kutai Kartanegara. Sementara Balikpapan dan PPU justru mengalami kenaikan,” ujarnya.
Sri Wahyuni menyampaikan bahwa Kutai Kartanegara (Kukar) diminta berbagi praktik terbaik lantaran keberhasilan mereka dinilai lebih cepat dibanding daerah lain. Komitmen pimpinan daerah dan sistem pendataan yang rapi hingga tingkat desa dan kelurahan disebut sebagai faktor pendukung.
Ia mengingatkan bahwa program pencegahan harus menyasar keluarga berisiko, bukan hanya anak yang telah tercatat sebagai stunting. Anak di atas lima tahun memang tidak lagi masuk kategori stunting, namun risiko kasus baru tetap ada apabila keluarga rentan tidak mendapat intervensi.
“Kalau kita hanya menangani anak yang sudah stunting, sementara keluarga berisiko tidak disentuh, maka angka stunting baru akan muncul lagi. Itu yang harus dicegah,” tegas Sri Wahyuni.
Pemprov Kaltim menegaskan bahwa koordinasi lintas sektor akan terus diperkuat. Pembaruan pendataan, penyuluhan gizi, dan penguatan program di desa serta kelurahan menjadi langkah prioritas guna mengendalikan kenaikan kasus, terutama di Balikpapan dan PPU.(DHV)