BALIKPAPAN, Swarakaltim.com – Kelangkaan minyak goreng di sebabkan oleh tingginya tingkat konsumsi masyarakat terhadap minyak goreng, serta pasokan dari distributor pemasok minyak goreng yang jumlahnya terbatas. Hal ini mengakibatkan minyak goreng dipasaran mengalami kelangkaan.
Melihat kondisi seperti itu, Pemerintah kota Balikpapan akan melakukan inpeksi mendadak (Inpeksi) ke sejumlah toko modern maupun gdang distributor, guna memastikan tidak ada penimbunan yang mengakibatkan kerugian bagi masyarakat Balikpapan.
Menurut Wali Kota Rahmad Mas’ud, sidak yang akan dilakukan OPD di instansi terkait , tidak hanya menyangkut stok minyak gorengan namun kebutuhan pokok lainnya, mengingat menjelang bulan puasa.
“Kita nanti juga akan sidak ke toko-toko, termasuk pemasok minyak goreng. Ini bukan hanya minyak goreng, semua bahan pokok kita karena ini menyambut puasa dan Idul Fitri,” tegas Wali Kota Balikpapan Rahmad Masud kepada awak media. Sabtu(5/3/2022) Rahmad menjelaskan, pihaknya sudah mendapatkan laporan dari Dinas Perdagangan bahwa akan ada pasokkan minyak goreng, baik kemasan maupun curah yang akan segera didistribusikan.
“Dirinya juga telah mendapatkan laporan dari dinas perdagangan bahwa sebenarnya ada beberapa, termasuk curah juga sudah masuk ke Balikpapan akan siap didistribusikan,”katanya.
Rahmad menegaskan, akan menindak tegas yakni mencabut izin distributor jika ditemukan ada yang mempermainkan stok minyak goreng. Termasuk menyerhkan ke hukum.
“Itu sudah melanggar hukum, urusannya polisi. Pasti akan ditindak tegas, izinnya dicabut, kalau ada masalah hukum kita lempar ke kepolisian, kita harus tegas dengan itu,” tandasnya.
Rahmad menambahkan, untuk stok kebutuhan pokok ataupun pangan dan lainnya di Kota Balikpapan harus dijaga. Sehingga tidak menimbulkan kekhawatiran warga. “Kita harus jaga stok pangan di Balikpapan,” ujarnya.
Sementara itu, Siti pedagang gorengan mengaku, kelangkaan minyak goreng mengakibatkan kerugian bagi dirinya. Karena, biasanya bisa menjual gorengan dari pagi hingga sore, namun kini menjual gorengan sebatas minyak yang ada. “Saya berjualan gorengan di simpang 3 Perumnas, sudah 5 tahun, namun semenjak minyak goreng langkah, penjualan gorengan mengalami penurunan,” tutupnya.(*/SIS)