Hery Sunaryo, SH.,MH
— Pengantar Redaksi —
Perumda Tirta Manuntung Balikpapan (PTMB) atau biasa disebut PDAM Balikpapan. Saat ini terus melakukan pembenahan di tatanan managemen dan urusan pelayanan. Benarkah demikian, berikut bincang-bincang Slamet Iman Santoso S,S.Sos Wartawan Swara Kaltim dengan Hery Sunaryo, SH.,MH. Pemerhati Kebijakan Publik Kota Balikpapan, berikut di paparkan.
SK: Slamet Iman Santoso (SIS)
Apa kabar mas Hery Sunaryo, SH.,MH.
HR (Hery Sunaryo)
Alhamdulillah baik dan sehat selalu, semoga mas SIS juga demikian.
SIS: Aamiin. Mas Hery saya sebut Anda ya. Sejauh ini ada cukup kritis melihat perjalanan 5 tahun kebijakan Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan. Apa yang mau Anda katakan terkait PTMB di perjalanan 3 tahun terakhir ini.
HR: Selaku Pemerhati Kebijakan Publik di Kota BERIMAN Balikpapan saya prihatin. Di balik janji-janji besar dan rencana pembangunan, ada kenyataan pahit yang dirasakan warga kota Balikpapan setiap hari.
SIS: Anda katakan Janji-Janji. Janji Siapa itu.
HR: Ya Janji Walikota Balikpapan. Itu Perumda Tirta Manuntung Balikpapan (PTMB) terus berbicara tentang solusi jangka panjang, tetapi perkataan itu tidak sesuai dengan janji politik walikota pada waktu kampanye yang tertuang dalam dokumen RPJMD, yang berjanji akan menyelesaikan masalah sambungan baru, pelayanan dan kualitas PDAM.
SIS: Apa masalahnya di PTMB saat
ini.
HR: Alih-alih bukan mewujudkan air yang berkualitas malah hal sebaliknya terjadi kualitas air semakin dikeluhkan warga kota karena keruh dan berbau.
SIS: PTMB mengklaim kapasitas produksi air PDAM nya di angka 1.460 liter per detik. Menurut Anda. HR: Ya, angka 1.460 liter per detik yang disebut-sebut sebagai kapasitas produksi PTMB itu gagal menjawab pertanyaan paling mendasar bagi setiap rumah tangga di Balikpapan, nyatanya mengapa keran air kami tidak mengalir air,dan tetap kering?
SIS: PTMB janji air baku untuk Balikpapan akan tersedia pada 2027-2028.
HR: Itu janji bukanlah solusi. Hal Ini seolah mengalihkan perhatian saja dari masalah yang ada saat sekarang ini.
SIS: Sesuatu ada proses, Warga harus Menunggu.
HR: Mengapa warga harus menunggu bertahun-tahun untuk Embung Aji Raden dan SPAM Sepaku–Semoi, sementara 30% air bersih hilang begitu saja, terbuang sia-sia karena kebocoran? Bukankah setiap tetes air yang hilang membuktikan buruknya kinerja PDAM Saat ini.
SIS: menurut Anda kuantitas, kualitas air PDAM dari PTMB
HR: Selain kuantitas, kualitas air juga menjadi masalah yang seolah sengaja diabaikan. Pernyataan PTMB hanya fokus pada volume, seolah air yang keruh, berbau, dan berlumpur adalah hal yang biasa. Warga dipaksa menanggung beban ganda, karena kekurangan air dan kualitasnya yang buruk. Banyak keluarga harus mengeluarkan uang lebih banyak untuk membeli air kemasan atau memasang filter, karena air yang seharusnya menjadi hak mereka justru membuat khawatir akan kesehatan.
Dirut PT.Perumda Tirta Manuntung Dr.Yudhi Saharuddin,MM
SIS: PTMB Menjanjikan ke masa depan.
HR: Ini adalah ironi PTMB menjanjikan masa depan yang penuh air, tetapi tidak peduli dengan penderitaan warga kota Balikpapan saat ini.
SIS: Pandangan Anda Kepemimpinan PTMB saat ini bagaimana.
HR: Hal ini menunjukkan kegagalan kepemimpinan Dr. Saharuddin sebagai Direktur Utama PTMB. Ia gagal melihat masalah secara menyeluruh. Bukannya memperbaiki sistem yang sudah ada, fokusnya malah pada proyek-proyek besar yang belum pasti. Ini adalah kegagalan fatal dalam menentukan mana yang harus didahulukan.
SIS: Direktur Utama PTMB kan sudah memangkas, membenahi manajemen barusaat ini.
HR: Di bawah kepemimpinannya, manajemen operasional tidak menunjukkan perbaikan. Tingkat NRW 30% adalah bukti nyata ketidakmampuan mengelola perusahaan dengan baik.Yang paling merusak adalah kegagalannya dalam memenuhi standar pelayanan dasar dan membangun kepercayaan masyarakat, dengan terus-menerus memberikan janji tanpa hasil, ia menciptakan jurang yang lebar antara harapan dan kenyataan. Warga merasa diabaikan, dan kepercayaan pada PTMB semakin hilang.
SIS: Anda yakin Kepemimpinan PTMB PDAM Balikpapan Gagal Tidak Sesuai Harapan Masyarakat. HR : Secara keseluruhan, di balik optimisme yang ada, kepemimpinan Dr. Saharuddin telah gagal dalam empat hal utama yaitu, pandangan yang seimbang solusi jangka pendek, menengah, dan jangka panjang, manajemen yang efisien, standar kualitas yang baik, dan kepercayaan masyarakat. Kegagalan ini membuat krisis air di Balikpapan bukan hanya sekedar masalah teknis, tetapi juga menunjukan ada masalah pada kepemimpinan yang kurang serius dan mumpuni dalam melakukan perbaikan PDAM diKota Balikpapan.(SIS)