SENDAWAR, Swarakaltim.com – Masuknya Pemerintah Kabupaten Kutai Barat (Kubar) Provinsi Kalimantan Timur dalam daftar 15 daerah dengan dana triliunan yang belum terserap dinilai menjadi alarm agar percepatan pembangunan tidak lagi tertunda.
Sehingga akhir akhir ini Pemkab Kubar menjadi sorotan nasional setelah disebut sebagai salah satu dari tujuh daerah dengan simpanan dana terbesar di perbankan, mencapai Rp3,2 triliun.
Angka tersebut merupakan bagian dari total Rp234 triliun dana milik 15 pemerintah daerah di Indonesia yang belum terserap optimal hingga kuartal III 2025, sebagaimana disampaikan oleh Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa.
Menanggapi hal itu, Bupati Kubar Frederick Edwin, memberikan penjelasan bahwa dana senilai Rp3,2 triliun tersebut bukan merupakan deposito pasif, melainkan dana operasional yang memang menunggu proses penyerapan untuk pembangunan infrastruktur daerah.
“Dana endapan sebesar Rp3,2 triliun itu terdiri dari kas daerah sekitar Rp2,2 triliun yang saat ini menunggu proses penyerapan. Perlu kami tegaskan, dana tersebut bukan dalam bentuk deposito. Sementara sisanya, sekitar Rp1 triliun, berada dalam bentuk Treasury Deposit Facilities (TDF),” jelas Bupati Frederick Edwin di Pendopo Odah Etam Kompleks Kantor Gubernur kaltim, Jumat (24/10/2025).
Menurutnya, dana TDF merupakan bentuk kerja sama keuangan daerah yang tetap produktif, dan hasilnya akan kembali digunakan untuk pembangunan infrastruktur strategis di Bumi Sendawar Tanaa PuraI Ngeriman.
“Kami sangat mengapresiasi dana tersebut dapat terkumpul dengan baik. Ke depan, dana ini akan digunakan untuk membiayai berbagai proyek infrastruktur yang menjadi prioritas daerah, terutama yang dapat memperkuat konektivitas dan pertumbuhan ekonomi masyarakat,” ujar Bupati Edwin.
Salah satu proyek prioritas yang akan menjadi fokus penggunaan dana tersebut adalah penyelesaian Jembatan Aji Tulur Jejangkat (ATJ) proyek strategis yang telah lama dinantikan masyarakat Kubar.
Jembatan yang melintasi Sungai Mahakam ini akan menghubungkan Kecamatan Melak dengan Kecamatan Mook Manaar Bulatn, dua wilayah penting di Kubar yang selama ini terpisah oleh aliran sungai besar.
“Kami akan berupaya untuk mempercepat penyelesaian Jembatan Aji Tulur Jejangkat. Ini bukan hanya proyek infrastruktur, tetapi juga simbol konektivitas dan pemerataan pembangunan di Kubar,” ujar Edwin.
Selain pembangunan jembatan, Pemkab Kubar juga akan memfokuskan anggaran untuk membuka dan memperbaiki akses jalan penghubung antar kampung di wilayah pedalaman, guna memperlancar arus ekonomi masyarakat.
“Ada juga pembangunan jalan sepanjang kurang lebih 19 kilometer yang menghubungkan Kampung Ombau Asa di Kecamatan Barong Tongkok menuju Kampung Mencelew, serta akses menuju Kristen Center Kutai Barat di Kampung Belempung Ulaq,” ungkapnya.
Frederick menjelaskan, proyek tersebut akan memberikan dampak besar bagi peningkatan ekonomi lokal, mobilitas warga, dan pelayanan sosial di wilayah tengah Kubar.
Pemerintah daerah, lanjutnya, berkomitmen untuk mempercepat realisasi anggaran agar dana yang tersimpan segera memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.
“Kami memahami pentingnya percepatan belanja daerah. Karena itu, kami akan memastikan anggaran terserap dengan baik hingga akhir tahun. Semua proses tetap mengikuti aturan dan prinsip kehati-hatian, agar penggunaannya tepat sasaran dan membawa manfaat besar bagi masyarakat Kubar,” tegasnya.
Frederick juga menegaskan bahwa Pemkab Kubar selalu berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan dan Kementerian Dalam Negeri terkait mekanisme pengelolaan dana daerah agar sejalan dengan kebijakan fiskal nasional.
“Kami tetap patuh pada arahan pemerintah pusat, terutama dalam hal efisiensi dan efektivitas belanja. Namun, kami juga ingin memastikan bahwa setiap rupiah yang dikelola daerah benar-benar kembali untuk pembangunan dan kesejahteraan rakyat,” pungkasnya. (Adv-kbr)