SAMARINDA, Swarakaltim.com – Kawasan jalan Gerilya Kelurahan Sungai Pinang Dalam (SPD) Kecamatan Sungai Pinang ini selalu banjir jika ada curah hujan turun. Warga disebabkan aktivitas galian C yang membuat aliran parit sekitaran jalan Gerilya menjadi buntu akibat air beserta lumpur meluap ke pemukiman.
Berdasarkan informasi dari salah satu warga setempat, Empuk (45 tahun) mengatakan, banjir yang sering terjadi di sekitaran jalan Gerilya dan Perjuangan itu disebabkan aliran parit sepanjang tersebut yang meluap.
“Di dalam Gang Bubuhan Jalan Perjuangan terdapat ex. tambang CV Limbuh, tepatnya di belakang perumahan permukiman warga, di samping itu pula terdapat beberapa lubang besar yang dipenuhi air dan menjadi danau yang sangat dalam,” lanjutnya.
Di lain pihak, Lurah SPD Hadriansyah mengatakan mereka Sabtu (11/7/2020) lalu telah melakukan sidak ke lapangan untuk menindaklanjuti laporan warga terkait dampak galian C oleh CV Limbuh ini.
Dalam sidak sebutnya dampingi Babinsa, Bhabinkamtibmas, Pokmas Kelurahan SPD yang terdiri dari Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), Karang Taruna, FKPM dan Kelompok Siaga Bencana (KSB) serta Ketua RT 104.
“Dan berdasarkan informasi warga dan para tokoh masyarakat sekitar bahwa adanya kegiatan galian C yang menyebabkan banjir dilakukan oleh CV Limbuh,” imbuhnya.
Hasil sidak ini katanya terdapat beberapa lubang besar dan dalam yang menampung air, sehingga apabila hujan turun maka air di lubang ex tambang tersebut meluap dan turun ke pemukiman rumah warga yang tidak jauh dari asal lubang tersebut.
“Berdasarkan temuan ini, kami akan memanggil pihak perusahaan untuk bertanggung jawab, dan hasil kegiatan sidak ini kami teruskan ke kecamatan, DLH Kota Samarinda, serta Dinas Pertambangan Kaltim guna membantu memecahkan permasalahan akibat ex tambang ini,” jelasnya.
Diungkapkannya setiap hujan dipastikan banjir yang dapat mengganggu aktivitas kegiatan warga bahkan menggangu pengguna jalan umum di wilayah jalan Gerilya dan perjuangan.
“Menyangkut konsensi perusahaan ini, perlu dipelajari kembali batasan wilayahnya karena dekat sekali dengan permukiman rumah warga terutama di RT 104 ini,” bebernya.
Ia mengatakan kelurahan akan mendata kembali perusahaan mana saja yang telah menambang di kawasan ini, dan berharap nantinya bisa segera terselesaikan dengan baik guna kepentingan warga serta kenyamanan warga bertempat tinggal di lingkungan kelurahan SPD.
“Saya baru beberapa bulan menjabat disini, dan setelah saya tanyakan staf kami membenarkan adanya penolakan dari pihak kelurahan dengan adanya kegiatan pertambangan ini,” lanjutnya.
Saat ini menurutnya terpantau di lokasi RT 104, adapun kegiatan penambangan sudah dilakukan sebelum menjabat.
“Saya sudah tanyakan pihak staff kelurahan seksi ekobang, bahwa pihak kelurahan SPD tidak pernah merekomendasikan atau memberikan izin terkait adanya kegiatan penambangan ini,” ucapnya.
Ia mengatakan akan segara menindaklanjuti masalah ini, karena selama hujan turun sudah dipastikan banjir yang menyebabkan akses sulit untuk beraktifitas terutama depan Gang Keluarga.
“Diharapkan CV Limbuh segera menutup lubang galian C tersebut sehingga, bisa mencegah adanya banjir ataupun musibah lainnya di kawasan area pemukiman warga ini.
Di tempat yang sama saat ditemui Ketua LPM Kelurahan SPD Slamet Purnomo menyebutkan dampaknya sangat berpengaruh pada sektor ekonomi masyarakat, walaupun dampak banjir ini berpengaruh besar bagi pekerja karena sering terlambat dan sebagainya.
“Kami siap membantu pihak Kelurahan dalam mengatasi masalah ini guna kepentingan masyarakat wilayah kelurahan SPD ini,” ucapnya.
Disamping itu pula Ketua Karang Taruna Kelurahan SPD Masronalliansyah menambahkan pihak CV Limbuh wajib mereboisasi hutan yang gundul serta menutup lubang besar akibat kegiatan galian C ini.
“Namun jika pihak perusahaan tidak mengindahkan, maka kami atas nama seluruh Pemuda di wilayah kelurahan SPD akan mengirimkan surat somasi/teguran ke perusahan tersebut,” tukasnya. (*/AI)