Juan Khawatir Paslon Boni-Avun Terpilih Banyak Proyek Yang Mangkrak

SAMARINDA, Swarakaltim.com – Dua pasangan calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) mengikuti debat kandidat tahap kedua yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Mahulu di Grand Ballroom Hotel Aston di Kota Samarinda, Senin (30/11/2020).

Debat kandidat tersebut disiarkan live streaming TVRI Kaltim melalui media sosial. Pada tahapan debat itu, kedua paslon yakni Juan-Indra Jaya (Juara) dan paslon Bonifasius Belawan Geh-Yohanes Avun (Boni-Avun) menyampaikan visi misinya.

Pada segmen berikutnya mereka juga terlibat adu argumen dan gagasan seputar tema yang diperdebatkan yaitu,”Kolaborasi dan Inovasi dalam Penanganan Persolaan Daerah yang dipandu oleh moderator Said Husein dan Caca Riescha sejak pukul 20.00 Wita malam.

Saat sesi tanya jawab, kedua pasangan calon saling serang pada inovasi dalam program ketahanan pangan seputaran bantuan kepada petani. Paslon Juara memulai perdebatan dengan mempertanyakan mekanisme pencairan bantuan menanam padi (manugal) yang dijanjikan paslon Boni-Avun sebesar Rp2 juta jika warga berladang di lahan 1 hektare.

“Saya ada kekawatiran jika APBD digunakan untuk bantuan menugal dan ketahanan pangan lainnya. Saya khawatir jika anda berdua terpilih, lalu banyak lagi kegiatan proyek besar yang mangkrak. Seperti kantor, jalan dan jembatan yang saat ini belum rampung. Karena terlalu banyak biaya dikeluarkan hanya untuk bantuan jor-joran yang nantinya berimbas pada infrastruktur pembangunan fisik,” tandas Juan.

Menurut Juan, paslon Boni-Avun harus memikirkan ulang dalam memberikan bantuan yang menurutnya seperti menugal merupakan kegiatan gotong royong oleh masyarakat dan pekerjaan paling mudah dalam kegiatan bertani, berladang secara tradisional saat musim menanam padi.

Sementara paslon Boni-Avun menanggapi sahutan paslon Juara dalam hal bantuan tersebut. Menurut Avun, semua program telah mereka ukur sesuai dengan penggunaan APBD. Sehingga mantan Sekda Mahulu ini menjamin tidak akan ada kegiatan dalam visi-misi mereka yang bakal tidak terlaksanakan.

“Sebenarnya semua program yang kami susun mulai dari bantuan gratis maupun secara langsung terhadap petani, saya rasa tidak mungkin ada program yang tak bisa kami laksanakan. Karena saya mantan sekda, jadi saya tau persis kemampuan keuangan daerah yang harus digunakan dalam bantuan tersebut,” sanggah Avun.

Dijelaskan Avun, jka bantuan manugal sebesar Rp2 juta kepada para petani. Maka hanya membutuhkan besaran anggaran Rp8.6 miliar dengan jumlah ladang 3.491 hektare.”Oleh sebab itu, kami yakin tidak ada bangunan yang bisa mangkrak. Jika ada yang mangkrak, berati ada pengawasannya yang tidak benar,” tegasnya.

Penulis : Alfian

Editor   : Redaksi (SK)

Loading

Bagikan: