MAHAKAM ULU, Swarakaltim.com – Tinggal 3 hari lagi masyarakat disejumlah penjuru kabupaten/kota di Indonesia akan menyambut pesta demokrasi dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak pada 9 Desember 2020.
Namun di Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu), Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), adanya indikasi atas dugaan politik uang (Money Politik) yang beredar sejak 4 Desember kemarin, yang ditindak lanjuti Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Mahulu, Sabtu (5/12/2020).
Indikasi kecurangan diduga dilakukan oleh salah satu dari dua pasangan calon (Paslon) kandidat Pilkada Mahulu 2020. Yaitu di Kampung Datah Bilang Baru RT 02 dan RT 03, Kecamatan Long Hubung. Bahkan Bawaslu Mahulu telah mengumpulkan sejumlah barang bukti berupa baju kaos putih dan sejumlah uang tunai yang dibagikan kepada warga.
Dikonfirmasi kedua saksi pelapor disela proses pemeriksaan dari tim Bawaslu Mahulu di lapangan. Puluhan warga yang berkumpul di sebuah rumah di Datah Bilang mengungkapkan langsung kondisi indikasi politik uang tersebut memang telah terjadi.
“Beberapa hari lalu saya dipanggil oleh salah satu oknum masyarakat kerumahnya. Setiba dirumahnya, saya diberi bungkusan plastic putih berisi satu lembar baju, uang tunai Rp300 ribu dan ada juga gambar salah satu paslon pilkada Mahulu 2020,” terang saksi pelapor yang tinggal di RT 02 Datah Bilang Baru ini kepada wartawan.
Ia juga mengatakan, saat berada dirumah oknum tersebut terlihat puluhan warga yang datang dan langsung menerima bungkusan plastic berisi baju dan uang tunai Rp300 ribu.
“Kalau yang saya lihat ada puluhan orang yang datang. Selain oknum warga ada juga salah satu anggota DPRD Mahulu yang membagikan bungkusan plastik berisi baju dan uang itu kepada warga Datah Bilang Baru. Dibaju kaos putih itu ada tulisan berupa huruf ‘V’. Saya ambil saja bungkusan yang diberi itu dan saya bawa pulang ke rumah,” imbuhnya.
Senada dikatakan salah satu saksi pelapor di RT 03 Datah Bilang Baru mengungkapkan, dirinya bersama sejumlah kawan-kawannya mendapat undangan disalah satu rumah warga wilayahnya itu.
“Beberapa hari lalu. Banyak warga yang datang. Lebih dari 25 orang. Kami semua dibagikan bungkusan baju kaos warna putih bertulisan semacam huruf V. Ada uang Rp300 ribu dan gambar paslon didalam bungkusan itu,” terangnya.
Warga petani ini sangat menyayangkan jika memang terjadi politik uang dalam Pilkada Mahulu 2020. Menurutnya jika dengan membeli suara masyarakat untuk mendapatkan suara, maka bisa dipastikan calon pemimpin tersebut beres.
“Oleh karena itu kami atas nama keluarga, berharap agar Bawaslu dan Panwascam segera menidaklanjuti temuan yang telah kami laporkan. Kami warga petani berharap ada calon pemimpin yang benar-benar peduli dengan masyarakat. Bukan cuman membeli suara rakyat dengan uangnya,” pungkasnya.
Penulis : Alfian
Editor : Redaksi (SK)