Sukses, Banjir Kini Cepat Surut

Setelah “Hidupkan” Sungai Mati dan Revitalisasi Drainase

SAMARINDA, Swarakaltim.com – Penanganan banjir menjadi agenda ‘super prioritas’ bagi pasangan Wali Kota Samarinda Dr H Andi Harun dan Wakil Wali Kota (Wawali) Dr H Rusmadi. Pasca resmi dilantik 26 Februari 2021, Andi Harun langsung tancap gas. Salah satu janji politiknya adalah mengurangi persoalan klasik banjir di ibu kota Kaltim.

Berbagai pola pun dilakukan dalam program pengendalian banjir ini. Termasuk pola pendekatan sinergi lintas sektor bersama Pemprov Kaltim hingga Pemerintah Pusat di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Di antaranya yang pertama dilakukan adalah ‘menghidupkan’ kembali sungai mati di Jalan PM Noor, tepatnya di samping Masjid Babul Hafazah.

Andi Harun bahkan beberapa kali melakukan kunjungan ke sungai mati itu. Pasalnya jika tidak diseriusi, persoalan itu akan terus berlarut-larut dari tahun ke tahun. Karena bukan sebatas normalisasi dengan mengeruk saja, tetapi juga bagaimana upaya untuk membebaskan sungai mati yang telah menjadi lahan pemukiman warga. Hingga akhirnya persoalan sosial bisa dituntaskan walau juga di saat yang sama harus memikirkan program prioritas penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).

“Sekarang kalau hujan deras dan banjir, airnya cepat surut. Pokoknya sejak sungai mati itu kembali berfungsi,” ucap Arhan Baso, Pemilik Rika Cell di bilangan Jalan DI Pandjaitan.

Hal senada juga disampaikan Ketua RT 66 Kelurahan Sungai Pinang Dalam di Jalan Damanhuri, Djazuli Syukur. Kata dia, sebelum sungai mati berfungsi, airnya lama surut. “Waktu banjir terakhir kali, airnya cepat turun. Apalagi kalau drainase di Jalan DI Pandjaitan sudah terkoneksi semua, saya rasa tidak ada lagi banjir yang parah seperti biasanya,” ungkapnya.

Sementara Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Samarinda, Hero Mardanus Satyawan mengatakan dengan kembali berfungsinya sungai mati tersebut, telah mengurangi lamanya genangan air di Jalan DI Pandjaitan.

“Kita Pemkot Samarinda yang menyelesaikan masalah sosialnya. Sedangkan untuk pekerjaan normalisasi berupa pengerukan dilaksanakan Pemprov Kaltim melalui Dinas PUPR-PERA,” ungkap Hero.

Untuk normalisasi lanjut Hero, dilakukan sepanjang 175 meter dengan lebar 7-10 meter di sisi samping Masjid Babul Hafazah. “Normalisasi akan kembali dilanjutkan di sisi ke arah Kelurahan Gunung Lingai sampai dengan Sungai Talang Sari. Harapan kita, semua semakin mengurangi persoalan genangan di kawasan DI Pandjaitan,” tegas Hero.

REVITALISASI DRAINASE
Proyek pengendalian banjir yang digiring Andi Harun kini telah membuahkan hasil, yakni revitalisasi drainase di Jalan S Parman dan Jalan Dr Sutomo dengan membuat drainase di badan jalan.

Untuk tahun 2021, drainase di Jalan S Parman melalui Bantuan Keuangan (Bankeu) Rp5.980.880.000 dikerjakan sepanjang 88 meter dengan lebar 5 meter dan tinggi 1,45 meter. Kemudian dengan dana dariAPBD Perubahan Rp4.688.254.000 dikerjakan sepanjang 75 meter, lebar 3 meter, dan tinggi 1,45 meter.

Di tahun 2021 kemaren, proyek drainase dari depan rumah jabatan Wali Kota menuju ke sungai Karang Mumus. Pada tahun 2022 kembali dilanjutkan dari depan rumah jabatan mengarah ke simpang Mall Lembuswana. Sedangkan proyek drainase di Jalan Dr Sutomo mulai dari putaran depan Hotel Amaris hingga lampu merah Lembuswana melalui Bankeu Rp2.571.590.000 dengan panjang 81 meter, lebar 3 meter, dan tinggi 1,75 meter berkontruksi saluran dan gorong-gorong beton bertulang.

Kegiatan kedua proyek ini ternyata telah memberikan manfaat besar. Contohnya saat hujan deras 26 Desember 2021 lalu, tidak ada lagi air tergenang di Jalan Dr Sutomo. Di mana pelebaran drainase ini dibuat crossing dari depan Toko Lineza menyeberang ke anak sungai menuju Sungai Karang Mumus, sehingga membuat air lancar mengalir dan tidak lagi menggenangi badan jalan.

Sementara ruas Jalan M Yamin di seputar Mall Lembuswana masih digenangi air, tapi ketinggian lebih rendah dari biasanya dan airnya pun cepat surut. “Saat banjir 26 Desember lalu di kawasan Mall Lembuswana itu lebih cepat surut. Hanya 20 sampai 30 menit. Ini karena proyek pelebaran drainase,” ungkap Andi Harun.

Wali Kota Samarinda ini meyakinkan, di bawah kepemimpinannya akan lebih banyak titik-titik banjir di Samarinda yang ditangani. Bahkan menjadikan penanganan banjir sebagai agenda super serius.

Selain di titik tadi, juga dilakukan beberapa proyek drainase seperti lanjutan peningkatan drainase sub sistem jalan DI Pandjaitan dengan panjang 32,5 meter, saluran drainase Taman Samarendah dengan panjang 431 meter, saluran drainase Jalan Awang Long sepanjang 336,6 meter, pembangunan saluran drainase Jalan A Wahab Sjahranie sepanjang 188 meter, dan saluran drainase sub sistem Sungai Sempaja-PM Noor sepanjang 556 meter.

Begitu pula proyek sodetan Gang Nibung juga memberikan dampak positif dengan berkurangnya lama genangan dan luas genangan saat terjadi limpasan air dari Waduk Benanga. (DON)

Loading

Bagikan: