BALIKPAPAN, Swarakaltim.com – Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD mengemukakan, tidak lama lagi Indonesia akan melaksanakan Demokrasi “Mohon diperhatikan pesta demokrasi” pemilihan Presiden, DPR RI, DPD, DPRD serta pemilihan kepala daerah secara serentak dalam tahun yang sama di 2024. Untuk itu, Insan Pers sangat di butuhkan dalam mengkomunikasikan kepada publik di berbagai persiapan di dinamika politik sekaligus sebagai pemersatu anak bangsa bukan pemecah belah.
“Kami berharap tidak ada media ekstrim dan semua media bekerja seperti yang saya sebutkan tadi media bekerja sesuai standar kaidah Jurnalistik. Jelas media dan struktur serta penanggungjawabnya. Saya menghimbau agar Insan pers dalam menyampaikan informasi kepada publik hendaknya saya berharap bisa memperhatikan nilai-nilai bangsa, ke bersatuan, keharmonisan bangsa dan kesadaran akan pentingnya kedaulatan serta keutuhan bangsa dan negara kita'”ujar Mahfud MD dalam penyampaian knopisk nya saat daring di hadapan insan media di acara konvensi Nasional Media Massa bertema ” Membangun Model Media Massa yang Berkelanjutan” di hotel Hotel Claro Kendari Sulawesi Tenggara ( Sul- Teng) Selasa,(8/2/’22).

Kemudian Mahfud juga menyampaikan beberapa hal terkait perkembangan media, dari hasilkan salah lembaga survy pada Januari 2022 posisi Indonesia terhadap kepercayaan publik terhadap media berada di posisi ke dua mencapai 73 persen atau naik 1 persen dari tahun sebelumnya. Kendati demikian Mahfud menyampaikan temuan lain dimana ada sedikit hal yang mencemaskan kita dari salah satu lembaga survey bahwa dari survey itu, ternyata publik Indonesia memiliki kecemasan terhadap hoax. Angkat kecemasan mencapai 83 persen. Ini angka yang menguatirkan terhadap hoax dalam beberapa tahun terakhir ini.
” ni menjadi perhatian utama kita, baik dari pemerintah, masyarakat, Insan media untuk mengatasinya secara bersama,”tutur Mahfud.
Selain itu Ia juga menegaskan, menyatukan informasi komitmen pemerintah dalam penegakan demokrasi dan ham, pemberantasan korupsi, penanggulangan radikalisme dan menjaga nilai-nilai demokrasi.
Gambar lain juga disampaikannya, dalam dua dekade ini pers di hadapkan oleh dinamika baru akibat perkembangan teknologi informasi yang melanda dunia. Flapon digital, situs web dan aplikasi berhasil menyebu wilayah berbagai sektor tradisional termasuk sektor media massa.
Produk teknologi ini telah menjadi pilihan utama. “Untuk itu Presiden telah memerintahkan ke semua kementrian dan lembaga-lembaga terkait untuk merumuskan dan menyusun regulasinya,” kayanya. (SIS)