Foto : Kabid Dikdas Disdikbud Kabupaten Kutim UUD Sudiharjo, S.Sos, M.E menjelaskan tentang PSP ke media Swarakaltim, Senin (18/4/2022) tadi siang.
KUTIM,Swarakaltim.com – Dalam rangka turut berpartisipasi program dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia (RI), sebanyak 49 Sekolah mulai di tingkat Paud, SD, hingga tinggat SMP dan SMA telah mengikuti Program Sekolah Penggerak (PSP) dan lulus seleksi tahap pertama.
Hal ini disampaikan langsung oleh Plt. Kepala Dinas (Kadis) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) Irma Yuwinda, ST., M.Si melalui Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Dasar (Dikdas) Uud Sudiharjo, S.Sos, M.E menjelaskan bahwa program ini dari Kemendikbud RI dan saat ini angkatan yang Ke-3.
“ada 49 sekolah dan khusus di tingkat SD ada 29 Sekolah,” lanjutnya saat di temui Swarakaltim di ruang kerjanya, Senin (18/4/2022) tadi siang.
“Adapun PSP ini salah satu upaya untuk mewujudkan visi Pendidikan Indonesia dalam mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila,” jelasnya.
Perlu di ketahui bahwa, sambung Uud Sudiharjo PSP berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik yang mencakup kompetensi (literasi dan numerasi) dan karakter, diawali dengan SDM yang unggul yang ditujukan ke kepala sekolah dan guru.
“PSP ini, merupakan penyempurnaan program transformasi sekolah sebelumnya dan akan mengakselerasi sekolah baik tingkat negeri maupun tingkat swasta di seluruh Indonesia yang dilakukan bertahap dan terintegrasi dengan ekosistem,” imbuhnya.
Kabid Dikdas Uud Sudiharjo kembali menjelaskan bahwa banyak keuntungan yang akan didapat bagi sekolah yang melaksanakan PSP, yaitu Peningkatan mutu hasil belajar dalam kurun waktu 3 tahun, peningkatan kompetensi kepala sekolah dan guru serta percepatan digitalisasi sekolah.
“Peran guru penggerak ada lima yakni menjadi pemimpin pembelajaran, menggerakkan komunitas praktisi, mendorong kolaborasi antar guru, menjadi coach bagi guru lain, dan mewujudkan kepemimpinan murid,” tambahnya.
“Hal ini tidak lain, agar mampu mengembangkan materi pelajaran dengan kreatif sehingga bisa memberi pengetahuan dengan lebih luas dan mendalam serta mampu bertindak reflektif, demi mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan, dan juga mampu memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam proses pembelajaran serta pengembangan diri,” bebernya.
“Selain itu pula, kedepannya sekolah yang mengikuti program ini akan mendapatkan tambahan biaya dari pemerintah pusat yaitu Bos Kinerja,” ujarnya.
“Harapan saya, dengan mengikuti program ini, para Kepala Sekolah dan guru bisa mengaplikasikan pada saat menjalankan program belajar mengajar nantinya,” ucapnya.
“Sedangkan sekolah yang tidak lulus dalam mengikuti program ini, masih bisa mengikuti program Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) dan nantinya baik yang mengikuti PSP maupun IKM ini harapannya adalah bisa mengejar Loss learning selama Covid-19.
“Kepada para guru dan kepala sekolah yang mengikuti program ini, teruslah semangat dan bersama melangkah untuk meningkatkan SDM di usia dini guna menyongsong IKN kedepannya,” pungkasnya. (AI)