BALIKPAPAN,Swarakaltim.com – Permasalahan stunting masih terjadi dikota Balikpapan, namun dengan indeks yang sangat rendah dibandingkan dengan Kabupaten dan kota yang ada di Provinsi Kaltim. Hal ini diungkapkan Ketua TP PKK Balikpapan, Hj Nurlena usai melaksanakan apel siaga pencegahan dan penanganan stunting yang dihadiri Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Kelurga Berencana (DP3AKB) Kota Balikpapan, Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK), Ikatan Bidan Indonesia, dan Tim Pendamping Keluarga bertempat di Aula Kantor Walikota Balikpapan, Kamis (12/5/2022).
“Meskipun indeks stunting rendah, namun tetap pencapaian kita dalam penanganan stunting belum tercapai secara nasional untuk presentasenya yang merupakan patokan dari Pemerintah Pusat,” ujar Nurlena kepada awak media.
Nurlena menjelaskan, adanya inovasi-inovasi baru diharapkan dapat menurunkan angka stunting di Kota Balikpapan, banyak cara bisa dilakukan seperti pendampingan, memantau keluarga secara intens, apalagi dengan pandemi covid-19 yang melandai sehingga tim bisa ke lapangan.
“Selama dua tahun ini kita akui tidak ada aktivitas, sehingga pendataan akan diulang, dengan adanya kegiatan ini dapat menciptakan hal baru sehingga kasus stunting diharapkan bisa ikut menurun,” harapnya.
Lanjut Nurlena, di TP PKK Balikpapan juga sudah bergerak dalam penanganan stunting melalui Pokja 4 yang berkegiatan di posyandu, melalui kadernya bergerak memberikan edukasi dalam penanganan stunting.
“Kami juga menginginkan pada saat akan menikah, untuk mempersiapkan diri dengan mengikuti penasehatan perkawinan di KUA, sehingga bisa menyiapkan diri setelah menikah, termasuk untuk kesehatannya,” katanya.
Sementara itu, Kepala DP3AKB Alwiati mengatakan, pihaknya sudah membuat tim percepatan penanganan stunting yang ada di Kota Balikpapan yang mana di dalamnya ada Tim Pendamping Keluarga yang diharapan kegiatannya bukan hanya dalam bentuk sosialisasi di satu tempat, tapi lebih banyak turun ke keluarga melakukan pendampingam dan melakukan intervensi secara terus-menerus.
“Sehingga anak yang kita bantu dan dilakukan pendampingan serta pencegahan stuntingnya bisa betul terpantau dan kembali sehat serta menjadi generasi berkualitas kedepannya,” ujar Alwiati.
Lanjut Alwiati menambahkan, kemudian DP3AKB juga bekerja sama dengan KUA yang ada disetiap Kecamatan yang juga berperan serta dalam memberikan penasehatan perkawinan, yang dilakukan tidak hanya dalam berumah tangga tapi bagaimana mempersiapkan calon pasangan yang akan menikah menjadi lebih baik setelah punya anak dan lebih sehat.
“Selama ini Tim pendamping keluarga sudah ada, hanya saja selama pandemi Covid-19 aktivitasnya kurang, karena kita tidak bisa bertatap muka langsung, dimana Tim Pendamping keluarga setiap kelurahan merekalah yang selalu hadir disetiap kegiatan pra nikah yang dilaksanakan di KUA,” tutupnya.(*/db)