Hari Jadi Ditutup Merawat Kekayaan Budaya Sambaliung

Foto bersama sekaligus penyerahan piagam lomba.

TANJUNG REDEB, Swarakaltim.com – Serangkaian penutupan hari jadi Sambaliung ke-20 ditutup dengan mengedepankan kekayaan budaya, mulai persembahan tarian daerah, perahu panjang, dan lainnya yang berbau seni budaya khas daerah. Sebab melalui momentum ini dari sekarang hingga kedepan kebudayaan Sambaliung diharpakn bisa dirawat dengan baik. Tak luput pula Bupati Berau Sri Juniarsih yang diwakili Sekkab Berau M Gazali menyampaikan pesan moral dihadapan sekitar 150 orang.

Dimana pesannya kawasan Tepian Sambaliung adalah kawasan yang sangat potensial untuk diproyeksikan sebagai kawasan wisata, bukan hanya wisata sejarah karena berdekatan dengan Keraton Sambaliung, tetapi juga wisata kuliner yang murah meriah, yang mudah dijangkau masyarakat dan memungkinkan perputaran roda ekonomi bagi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) semakin meningkat.

“Tulisan PKL Basuli yang telah di launching pada 13 Juni lalu, diharapkan dapat terimplementasi seperti arti namanya yaitu tunas, dimana PKL Basuli diharapkan menjadi tunas-tunas yang akan tumbuh berkembang menjadi lebih besar dan akan terus eksis, seiring dengan peningkatan kualitas dan pendapatan masyarakat Sambaliung,” kata Sekda Berau itu, Sabtu (18/6/2022).

Foto Sekkab Berau M Gazali saat sambutan di acara penutupan HUT Sambaliung ke 20

Oleh karenanya, dirinya kembali mendorong peran aktif dari berbagai pihak, mulai dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar), Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskoperindag), Kesultanan, kelompok pengelola pariwisata, pelaku wisata, pelaku UMKM, dan masyarakat untuk bersatu padu memajukan dan mempromosikan kawasan ini agar semakin dikenal dan diminati masyarakat luas dan wisatawan. “Melalui ajang hari jadi ini kiranya perlu kita sadari bersama, bahwa Kelurahan Sambaliung adalah kelurahan dengan begitu banyak potensi,” tuturnya.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau berharap, atas seluruh rangkaian acara peringatan hari jadi Kelurahan Sambaliung yang dilaksanakan selama enam hari, sejak 13 Juni sampai dengan malam ini bukan hanya dianggap sebagai wahana hiburan atau bahkan momentum seremonial sesaat. “Lebih dari itu, peringatan ini harus dihayati dan dimaknai sebagai upaya bersama dalam merawat kekayaan budaya Sambaliung agar terus lestari dan bermanfaat bagi generasi-generasi selanjutnya,” tutup M Gazali dalam sambutannya. (Nht/Fdl)

Loading

Bagikan: