SAMARINDA, Swarakaltim.com – “Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, “Hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang”Q.s Al Ahzab Ayat 59
Hari Solidaritas Hijab Internasional atau International Hijab Solidarity Day (IHSD) diperingati setiap tanggal 4 September. Peringatan ini didukung oleh berbagai pihak di belahan dunia, termasuk Indonesia.
IHSD merupakan salah satu momen bagi para wanita muslim di beberapa negara untuk mengampanyekan pemakaian hijab di dunia. International Hijab Solidarity Day terlahir dari sebuah konferensi yang diadakan di Kota London, Inggris pada tanggal 4 September 2004. Pada awalnya, International Hijab Solidarity Day awalnya diprakarsai oleh para pemeluk Islam di empat negara, yakni; Perancis, Jerman, Tunisia dan Turki. Di negara-negara tersebut para muslimah berhijab seringkali mendapat diskriminasi dan kesulitan.
Oleh karena itu, International Hijab Solidarity Day sendiri memberikan penekanan pada makna kata Solidarity (solidaritas) yakni rasa senasib dan setia kawan. Awalnya Pemakaian hijab di negara-negara tersebut sangatlah rumit. Bahkan, pemerintah sampai mengeluarkan peraturan untuk melarang penggunaan hijab di negara tersebut.
Hari peringatan ini diadakan untuk mendukung muslim di negara lain yang tidak bisa mendapatkan kebebasan berhijab. Sebab, banyak pemerintah di negara Barat yang melarang masyarakatnya untuk memakai sesuatu yang berhubungan dengan simbol keagamaan, seperti hijab dalam ciri khas seorang muslimah dalam agama Islam.
Peringatan IHSD setiap 04 September juga bertujuan menyemangati wanita di seluruh dunia agar tidak takut lagi menggunakan hijab di tempat umum Paradigma yang berkembang menempatkan hijab sebagai hambatan dalam kebebasan sosial, ekonomi, dan ideologis bagi seorang wanita muslimah.
Sikap diskriminatif dan bias terhadap muslim semakin terlihat jelas dalam berbagai aspek. Stereotip negatif inilah yang harus selalu diluruskan. Lebih dari sekadar perintah agama, hijab merupakan preferensi wanita muslimah untuk mengaktualisasikan diri sebagai wanita yang merdeka dan memiliki hak asasi yang sama. Kini, bukan sekadar simbol agama, hijab sudah menjadi konstruksi sosial yang merepresentasikan sisi politik, ekonomi, spiritual, visual, spasial, dan etika, tergantung pada konteks di mana ia dikenakan.
Namun, kabar baiknya kini Hijab telah menjadi tren disejumlah negara dan menjadi magnet istimewa bagi tiap muslimah di khalayak masyarakat. Penting tentunya dalam menempatkan diri untuk sesuai pada anjuran Al Qur’an dalam penggunaan hijab yaitu menutup Aurat (seluruh bagian tubuhnya kecuali wajah dan telapak tangan). Betapa istimewanya Hijab bagi Muslimah, tak hanya sebagai simbol agama semata tapi melekat menjadi jati diri seorang muslimah.
Hari Solidaritas Hijab Sedunia diharapkan memberikan dukungan bagi Muslimah diseluruh dunia untuk bangga dan menjadikan hijab menjadi istimewa bagi dirinya. Bagi seluruh wanita muslim di Indonesia, yuk berikan dukungan kepada Muslimah di seluruh dunia dengan menggunakan jilbab selama beraktivitas.
Selamat Hari Solidaritas Hijab Internasional Tahun 2022. Spirit Muslimah, Jadikan Hijab Senantiasa Istimewa….
IHSD2022 #EduAksiPeduliMuslimah #HijabkuSeistimewaItu #SolidaritasHijab2022 #AkuBanggaBerhijab #SeptemberHijrah #HijabI’mInLove
Samarinda – Kalimantan Timur
Ahad, 11 September 2022