PERAJIN SARUT – Kelompok perajin Sarut Kiai Panei Penguntei Lawei di Kecamatan Damai
SENDAWAR, Swarakaltim.com – Ketua Dekranasda Kutai Barat Yayuk Seri Rahayu menjelaskan, setiap motif ulap sarut memiliki makna. Ada arti yang terkandung di setiap rangkaian benang yang membentuk gambar atau simbol tertentu.
“Mereka, orang tua dahulu jika ingin menyampaikan pesan melalui motif-motif. Pesan ini berkaitan dengan nilai-nilai kehidupan yang dituangkan dalam cipta, rasa dan karsa,” kata Yayuk. Ia mencontohkan, jika menemui sesuatu di jalan, orang tua terdahulu membuat itu menjadi suatu cerita yang ingin mereka sampaikan dengan motif di sarut.
Tokoh Adat Kutai Barat, Ruslan Gamas, menyebut makna yang terkandung dalam ulap sarut telah diceritakan oleh nenek moyang. Ulap sarut tiap sentuhannya, motif dan makna yang tersirat masih hidup sampai sekarang.
“Terbukti dengan motif ulap sarut sampai sampai sekarang adalah warisan dari para pendahulu dan menjadi bahan renungan kita bersama, khususnya orang Dayak Benuaq,” kata Ruslan.
Sementara soal pembinaan, Yayuk memastikan terus berjalan agar ulap sarut tetap dipertahankan di tengah serbuan fashion modern. Upaya promosi agar perajin mendapat penghasilan dari kegiatan yang ditekuninya berkesinambungan.
“Dekranasda Kutai Barat terus berusaha untuk membina dan memberikan tempat sehingga dapat dilestarikan. Kita juga bekerja sama dan mempromosikan serta melakukan pembinaan-pembinaan sehingga mereka dapat lebih kreatif lagi dan menghasilkan kerajinan yang lebih baik lagi,” pungkas Yayuk. (*KP23/iyn)