SAMARINDA, Swarakaltim.com – Belum lama ini *(red, Selasa 28/2/2023) Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda telah meneriman penghargaan sertifikat Adipura Kategori Kota Besar dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Atas pencapaian tersebut, Sekretaris Komisi III Dewan Perwakilan Daerah (DPRD) Kota Samarinda Novan Syahronny Pasie mengapresiasikan kinerja dan pencapaian Pemkot Samarinda yang telah meraih penghargaan tersebut.
“Tentunya ini menjadi spirit baru untuk bisa berbenah, karena masih ada yang perlu sempurnakan lagi agar Kota Samarinda menjadi indah dan nyaman,” lanjutnya, saat di wawancarai awak media, Jum’at (3/3/2023).
“Dan salah satunya yakni dalam pengeloaan limbah dan sampah, sehingga bisa berdampak pada pendapatan masyarakat juga kesehatan,” ujarnya.
“Selain itu juga, Ruang Terbuka Hijau (RTH) masih kurang 20 persen untuk milik Pemkot Samarinda, dan saat ini masih banyak milik pribadi,” ucapnya.
Novan menegaskan bahwa pentingnya dalam pengeloaan sampah dan limbah, yang di karenakan TPA di Kecamatan Sambutan hanya bertahan 5 tahun saja.
“Untuk itu, rencana peluncuran industry daur ulang oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Samarinda sangat di butuhkan, guna mengantisipasi sejak dini,” sambungnya.
“Walaupun, Pemkot berencana untuk membangun TPA di Jalan Batu Cermin Sempaja Kecamatan Samarinda Utara, dan itu bukan solusi,” tegasnya.
“Yang menjadi persoalan yakni sampah organik dan non organik ini, pengelolaannya yang baik itu bagaimana,” tuturnya.
Menurut, Novan dengan hadirnya Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur (Kaltim) ini, tentunya berdampak pada jumlah penduduk yang akan meningkat.
“Guna mengantisipasi permasalahan ini, Pemkot harus segera mencari solusi sejak dini,” imbuhnya.
“Karena saat ini saja, sudah di perkirakan setiap harinya dalam pengangkutan sampah telah mencapai 600 ton dengan kapasitas penduduk 800 ribu jiwa,” ungkapnya.
“Dan ini harus segera di antisipasi, agar kedepannya tidak menjadi masalah besar,” pungkasnya. (Adv/AI)
