SAMARINDA, Swarakaltim.com – Gubernur Provinsi Kaltim Kaltim Dr H Isran Noor, saat membuka Repat Kerja (Raker) Pengedalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan tahun 2023, mengatakan dibelakang saya ada peta Pulau Kalimantan, dalam dunia pewayangan pulau Kalimantan tersebut sama dengan sosok semar yang arif dan bijaksana dan pemersatu bangsa.
“Pulau-pulau lainnya, ada yang dibawahnya, seperti pulau Jawa, pulau sumbawa, flores, dan pulau Sumatera, dan didepannya ada Pulau Sulawesi, Pulau Papua serta pulau-pulau lainnya. Sementara diatasnya tidak ada, dan pulau Kalimantan memiliki makna yang sangat tinggi, makanya hati-hati dengan Pulau Kalimantan,” kata Isran Noor.
Ketua APPSI itu juga menyinggung masih ada orang-orang yang tidak paham dan mengerti terhadap pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di wilayah Provinsi Kalimantan Timur, seperti aktivis lingkungan, dan itu adalah wajar ada keraguan.
“Dan kita selalu menjeskan, bahwa pembangunan IKN Nusantara selalu berbasis lingkungan, dan kita tidak melakukan kegiatan pembangunan infrastuktur itu diatas hutan alam, tetapi di areal hutan produksi, dan kita bangun kawasan itu hanya sekitar maksimal 15 persen dari wilayah yang dicanangkan,” ujar Isran Noor.
Menurut mantan Bupati Kutai Timur itu, pembangunan infrastruktur jalan yang dilakukan tidak membuka lahan, dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia telah menyiapkan Nursery atau tempat persemaian, pembibitan Mentawir di Kabupaten Penajam Paser Utara, yang dapat memproduksi setiap tahun sebanyak 20 juta bibit pohon unggulan, baik bibit endemi Kalimantan maupun pohon lainnya, untuk menghijaukan kawasan IKN Nusantara.
“Sebelum dibangun, kita sudah mempersiapkan Nursery atau tempat persemaian, pembibitan Mentawir di sebagai upaya untuk mengembalikan kondisi hutan khususnya di kawasan IKN Nusantara, dan dikawasan tersebut tidak akan menganggu lingkungan satwa-satwa yang ada, termasuk oramg utan, apalagi di Samboja ada Borneo Orangutan Survival (BOS) Foundation bekerja tanpa kenal lelah melestarikan orangutan kalimantan dan habitatnya, yang bekerja sama dengan masyarakat setempat, pemerintah Indonesia, dan lembaga-lembaga mitra internasional,”paparnya.
Isran Noor menambahkan, semua akan berinteraksi dengan hutan di IKN Nusantara, dan kalau itu sudah selesai dibangun semua, itu memang luar biasa, dan tidak ada tandingannya, dan itu menurut ahli flanologi dari Jepang.
“Kalau itu sesuai disaindengan tata kota IKN Nusantara tentu tidak ada tandingannya, apalagi ditinjau dari aspek lingkungan, dan ini semua harus dijelaskan kepada semua pihak, dan kita juga ikut mengontrol, jangan sampai apa yang diragukan itu memang benar merusak, oleh karena itu harus tetap dikotrol pelaksanaan pembangunan IKN memang tidak merusak lingkungan,” tandas Isran Noor. (aya/sk)