Sebanyak 142 Penderita Katarak Ikuti Operasi Gratis

Foto saat Direktur Operasional & HSE PT Berau Coal Arief Wiedhartono menyerahkan secara simbolis dukungan operasi katarak gratis bagi penerima manfaat

Kolaborasi PT Berau Coal bersama Yayasan Buddha Tzu Chi Sinar Mas, Dinas Kesehatan Kabupaten Berau dan RSUD Abdul Rivai.

TANJUNG REDEB, swarakaltim.com – Sebagai salah satu patner Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau diberbagai bidang, kali ini disektor kesehatan PT Berau Coal bersama Yayasan Buddha Tzu Chi Sinar Mas, Dinas Kesehatan Kabupaten Berau dan RSUD Abdul Rivai berkolaborasi membantu penderita katarak dari Berau dan sekitarnya dengan menggelar operasi gratis.

Kegiatan bertempat di RSUD Abdul Rivai, Jl Pulau Panjang, Kecamatan Tanjung Redeb, Sabtu (15/7/2023) tersebut nampak dihadiri oleh Bupati Berau yang diwakili oleh Asisten 1 Setkab Berau, Hendratno, Wakil Ketua 1 DPRD Berau Syarifatul Syadiah, Ketua Komisi 1 DPRD Berau Peri Kombong, Unsur Forkopimda, Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Kaltim Kaltara dr. Eka Falentina Wati, Sp.M, dan beberapa lembaga lain di Kabupaten Berau.

Pada kesempatan itu saat dimintai tanggapannya Sekretaris Dinas Kesehatan Berau Halijah menuturkan, bahwa pelaksanaan operasi katarak berlangsung lancar dan sukses tidak lepas karena dukungan dari puskesmas di tiap-tiap kecamatan yang ikut terlibat dalam menyeleksi pasien penderita katarak. Kemudian, lanjut dilakukan screening.

“Namun dari 300 pendaftar setelah melalui screening, 142 pasien kemudian dapat dilakukan operasi. Sebab penyakit komplikasi hingga penderita yang belum matang kataraknya atau disebut matur menjadi sebab utama tidak bisa dilaksanakan operasi. Dan rata-rata penderita katarak merupakan lansia yang berumur 40 tahun ke atas. Karena memang rentang usia itu, lensa matanya sudah mulai berkabutan,” kata Halijah.

Foto suasana kegiatan operasi katarak gratis, nampak salah satu penderita setelah operasi mendapat pengarahan tenaga medis

Tingginya angka penderita katarak di Berau lanjutnya, sangat berharap kedepan operasi katarak gratis ini dapat berlanjut demi mengurangi beban masyarakat penderita. Sebab biaya untuk operasi katarak cukup besar, sementara penderita rata rata lansia yang mana sudah kurang produktif dalam kesehariannya.

Sementara itu, Direktur Operasional & HSE PT Berau Coal Arief Wiedhartono mengatakan, program bakti sosial (Baksos) melalui sinergi Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) PT Berau Coal ini dijalankan untuk menghadirkan solusi dan bentuk kepedulian bersama ke masyarakat Berau dan sekitarnya agar mendapatkan penanganan yang tepat di bidang kesehatan khusunya katarak.

“Jadi kolaborasi kami bersama Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Cabang Sinar Mas untuk memberikan atensi khusus atas fenomena penyakit katarak di Bumi Batiwakkal,” ungkapnya.

Arief menyebutkan juga bahwa program ini sebagai bentuk komitmen PT Berau Coal untuk menebar manfaat bagi masyarakat Berau dan Klaimantan Timur (Kaltim) khususnya di bidang kesehatan. Serta mendukung program pemerintah untuk membantu mengurangi angka katarak, meringankan beban masyarakat, dan mendorong kesejahteraan masyarakat khususnya di Kabupaten Berau.

“Kami berharap, kolaborasi semacam ini bisa dilakukan kembali dan tentu dengan lebih banyak pihak yang dilibatkan. Kami juga ucapkan terima kasih kepada seluruh relawan Yayasan Buddha Tzu Chi Cabang Sinar Mas, Pemerintah Kabupaten Berau, Manajemen RSUD Abdul Rivai dan seluruh pihak yg terlibat dalam program ini. Semoga kebaikan yang kita jalankan dapat memberikan kemudahan dan keberkahan dalam kehidupan kita,” papar Arief.

Masih ditempat yang sama, Koordinator Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Cabang Sinar Mas Tawang Sotya Djati menyampaikan, bahwa penderita katarak di Indonesia cukup tinggi dan paling tinggi di Asean. Selaras dengan hal itu, Yayasan Budha Tzu Chi cabang Sinar Mas memiliki fokus dan concern terhadap katarak.

“Upaya ini kami lakukan guna membantu pemerintah mengurangi penderita katarak, dan untuk meningkatkan kualitas hidupnya,” jelas Tawang.

Melalui operasi katarak gratis ini diharapkannya, bagi penderita bisa melihat kembali secara normal dan mengurangi beban penderita katarak. Berdasarkan dari hasil sebelumnya saat screening (8/7/2023) lalu, terdiri dari 300 pasien penderita katarak. Namun, setelah penyaringan dan pemeriksaan, 142 orang yang bisa lanjut melaksanakan operasi. Kenapa, hal itu dikarenakan ada penyakit bawaan yang tidak bisa dilakukan operasi.

“Jadi sebagian penderita yang tidak bisa dioperasi karena adanya penyakit bawaan seperti diabetes, trauma benturan, jantung dan penyakit komplikasi lainnya,” imbuh Tawang lagi.

Dirinya juga menambahkan, pihaknya membawakan 7 dokter spesialis mata dan 22 tenaga medis dari Jakarta. Serta dukungan sejumlah medis dari RSUD Abdul Rivai, Dinas Kesehatan Berau, dan Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami) Kaltim Kaltara. “Semoga kegiatan ini sebagai langkah maju bersama bergotong royong dan bersatu hati meringankan penderitaan katarak khususnya di Berau,” ucapnya.

Kemudian salah satu pasien penderita katarak yang usai dioperasi bernama Najamuddin (70) sebagai seorang pendakwah beralamat di Jl Al bina, Komplek Ash-Shohwah, menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak penyelenggara atas bantuan operasi katarak gratis.

“Kami penderita penyakit ini sangat berterima kasih dan terbantukan sekali dengan adanya operasi katarak gratis. Kami hanya bisa menyampaikan terima kasih pada semua yang terlibat. Saya pribadi dan pasti juga seluruh penderita katarak lainnya berharap kegiatan seperti ini tetap akan terus berlanjut. Karena sangat membantu dan berguna bagi masyarakat penderita untuk meningkatkan kualitas hidup kedepannya,” Najamuddin sekaligus menjawab pertanyaan. (Nht/Asti)

Bagikan:

Related posts