(Hubungan harmonis yang terjalin di Desa Balirejo Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi selatan)
Oleh : Lintang Nareswari1 , Rachmawati2 (Mahasiswa Program Studi S1 – Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman)
Swarakaltim.com – Indonesia merupakan negara yang kaya akan keberagaman budaya. Indonesia memiliki lebih dari 17.000 pulau dengan 300 kelompok etnik dan 715 bahasa daerah. Setiap suku bangsa memiliki budaya yang berbeda, termasuk tradisi, ras dan kepercayaan. Budaya yang berbeda memiliki strategi komunikasi yang berbeda, cara kita berkomunikasi sangat bergantung pada budaya, termasuk bahasa, aturan, norma dan lainnya. Sehingga, konflik kerap terjadi di Indonesia karena perbedaan budaya di suatu wilayah. Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami komunikasi antar budaya yang efektif dalam kehidupan bermasyarakat dengan upaya menghindari terjadinya konflik-konflik atas perbedaan budaya. Dalam masyarakat yang heterogen, pemahaman dan toleransi terhadap perbedaan budaya menjadi faktor penting dalam membangun keharmonisan dan persatuan. Komunikasi antarbudaya dapat mempererat hubungan antar manusia yang berbeda latar belakang budaya dan mencegah konflik yang timbul akibat kesalahpahaman.
Komunikasi antarbudaya merupakan proses komunikasi yang terjadi ketika individu atau kelompok yang berbeda latar belakang kebudayaan, berinteraksi, bertukar informasi, dan berkomunikasi satu sama lain. Komunikasi antarbudaya mencakup semua aspek komunikasi, termasuk bahasa verbal maupun non-verbal, norma-norma sosial, nilai-nilai, kepercayaan dan praktik yang dipahami dan diterapkan oleh masing-masing kelompok budaya. Komunikasi antar budaya memiliki fungsi seperti, pemahaman dan kesadaran kultural, pemberdayaan individu, mengembangkan kemampuan interpersonal, dan pengenalan ide dan nilai budaya. Efektivitas komunikasi antarbudaya dapat ditentukan oleh faktor-faktor seperti:
- Keterbukaan
Keterbukaan merupakan kemampuan individu untuk terbuka terhadap pengalaman, keyakinan, dan norma budaya yang berbeda dengan budaya aslinya. Hal ini mencakup kemauan untuk memahami, menghargai, dan belajar dari perbedaan budaya agar terciptanya komunikasi yang efektif dan dapat membangun hubungan yang harmonis antar individu yang berlatar belakang budaya berbeda.
- Toleransi
Toleransi adalah memahami perbedaan persepsi atau pandangan. Sikap toleransi antarbudaya memeberikan sikap saling menghargai dalam menyikapi latar belakang budaya yang berbeda.
- Empati
Empati merupakan kemampuan individu untuk memahami dan menghargai perasaan, perspektif, dan pengalaman seseorang dari budaya yang berbeda. Artinya, kemampuan melihat dunia dari sudut pandang orang lain tanpa menghakimi atau menilai berdasarkan norma budayanya sendiri.
- Dukungan
Sikap dukungan dalan komunikasi antarbudaya merupakan upaya yang dilakukan seseorang untuk memotivasi orang lain dengan latar belakang budaya yang berbeda untuk melakukan suatu hal.
- Keseimbangan.
Keseimbangan dalam komunikasi antarbudaya artinya kemampuan menyeimbangkan antara toleransi terhadap keragaman budaya dan menjaga identitas budaya asli. Seperti halnya mengakui keunikan budaya asli dan tetap menghargai dan memahami keberagaman budaya lain.
Salah satu contoh keefektivitasan komunikasi antarbudaya dalam kehidupan bermasyarakat pada desa Balirejo yang terletak di wilayah Angkona Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi selatan.
Desa Balirejo merupakan desa yang masyarakatnya mayoritas beragama Hindu dan di dominasi oleh penduduk masyarakat suku Bali. Desa Balirejo sendiri memiliki makna dari namanya Bali yang memiliki arti orang Bali sedangkan Rejo memiliki arti ramai, jadi nama desa tersebut digunakan karena ramainya penduduk orang Bali. Meskipun desa tersebut berdominan orang bali, masyarakat desa Balirejo masih hidup berdampingan dengan masyarakat yang berbeda kebudayaan yaitu masyarakat suku Jawa dan Bugis. Sebagai contohnya, mereka aktif terlibat dalam kegiatan kebudayaan dan keagamaan. Bahkan, sebagian orang yang menjalani kehidupan pernikahan dengan berbeda agama dan budaya. Artinya, masyarakat Balirejo memiliki pemahaman toleransi dan menjaga hubungan yang harmonis untuk meghindari konflik besar antarbudaya.
Kebudayaan mereka terus terjaga dan dipertahankan melalui arsitektur tempat ibadah dan kawasan yang sesuai. Masyarakat desa Balirejo menunjukkan realitas lingkungan yang multietnis dan multiagama (Islam dan Hindu), dan tidak ada suku yang bertindak seperti tuan rumah. Hal itu memberikan kesan bahwa masyarakat multikultural sangat menjaga hubungan harmonis antarbudaya dengan saling pengertian. Perbedaan ini menjadikan masyarakat desa Balirejo mempunyai rasa Nasionalisme, gotong royong, serta persatuan dan kesatuan yang adi luhung.
Dalam komunikasi Multikultural, penting untuk memahami dan menghargai perbedaan budaya seperti perbedaan suku, budaya, agama, dan adat istiadat, serta menciptakan pemahaman bersama tentang makna pesan yang diterima. Hal ini dapat menghindari terjadinya konflik atau kesalahpahaman saat individu berinteraksi dengan orang atau kelompok dari budaya yang berbeda.
Dapat dilihat diatas sebagai contoh bahwa komunikasi antarbudaya di desa Balirejo sebagai pendatang selama ini sangat harmonis dan tidak terjadi konflik hubungan antaretnis hingga saat ini, kerena masing-masing suku menerima satu sama lain apa adanya.(*/dho)
REFRENSI
Komunikasi Antar Budaya : Pengertian, Fungsi dan Bentuknya. (2023, September 13). FISIP UMSU Terbaik Di Medan. https://fisip.umsu.ac.id/komunikasi-antar-budaya-pengertian-fungsi-dan-bentuknya/
Suryani, W. (2011). Komunikasi Antar Budaya Yang Efektif. Jurnal Dakwah Tabligh, 14(1), 91–100. https://doi.org/10.24252/jdt.v14i1.316
Karim, A. (2015). Jurnal Komunikasi Penyiaran Islam. KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DI ERA MODERN. https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/komunikasi/article/download/1650/1486
komunikasi dan dakwah 7(2). (2017). Komuniasi Antarbudaya Dakam Masyarakat Multikultur (Studi Pada Masyarakat Etnik Jawa Dan Bali Di Desa Balirejo . https://doi.org/10.35905/komunida.v7i2