Oleh Yusuf 220205609 dan Muhammad Akbar Rivandi 2202056104 (Dipublikasikan pada Desember 2023)
Swarakaltimcom – Kategori: Artikel Indonesia, sebagai negara yang kaya akan keberagaman seni dan budaya, memegang peran penting dalam mencerminkan identitas, nilai, dan kearifan lokal dari Lebih dari 700 suku bangsa dan 300 bahasa daerah1.
Keberagaman ini tidak hanya menjadi warisan budaya, tetapi juga menciptakan landasan multikulturalisme di Indonesia, di mana penghargaan terhadap perbedaan di antara kelompok budaya menjadi sikap yang dijunjung tinggi.
Namun, di era globalisasi, seni dan budaya Indonesia menghadapi tantangan dan peluang yang kompleks. Globalisasi membuka pintu untuk berkolaborasi dengan seniman dari berbagai negara, memperluas pasar seni Indonesia.
Meskipun demikian, risiko homogenisasi, asimilasi, dan marginalisasi juga muncul, mengancam keberagaman dan kelestarian warisan bangsa. Untuk mengatasi tantangan ini, pemerintah, masyarakat, dan seniman perlu bersatu untuk melestarikan dan mengembangkan seni dan budaya Indonesia.
Langkah -langkah konkret telah diambil, seperti pengakuan beberapa karya seni dan budaya Indonesia sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO, termasuk wayang, batik, angklung, keris, dan tari saman.
Masyarakat turut berperan aktif dalam pelestarian seni dan budaya melalui berbagai komunitas, organisasi, dan lembaga kebudayaan. Mereka menggelar pertunjukan, festival, pameran, lomba, dan ritual, serta membentuk sanggar, paguyuban, yayasan, museum, dan pusat kebudayaan.
Seniman juga berperan penting dengan berinovasi dan bereksperimen dalam menciptakan karya seni multikultural. Contohnya, film “Laskar Pelangi” yang menceritakan perjuangan anak-anak dari latar belakang sosial, ekonomi, dan agama yang berbeda untuk mendapatkan pendidikan di Belitung.
Musik “Bhinneka Tunggal Ika” menggambarkan kolaborasi antara Slank dan Paduan Suara Mahasiswa Universitas Indonesia, menyatukan lagu-lagu nasional dengan aransemen modern. Lukisan “Etnik”
karya Affandi menggambarkan wajah-wajah orang dari berbagai suku bangsa dengan gaya ekspresionis. Untuk meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap seni dan budaya Indonesia,
beberapa saran dan rekomendasi dapat diusulkan:
Untuk meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap seni dan budaya Indonesia, beberapa saran dan rekomendasi dapat diusulkan:
- Mendorong pendidikan seni dan budaya di semua jenjang pendidikan, baik formal
maupun nonformal, dengan melibatkan seniman dan budayawan sebagai narasumber,
fasilitator, dan mentor. - Meningkatkan akses dan ketersediaan informasi serta sumber daya tentang seni dan
budaya Indonesia melalui media cetak, elektronik, dan digital. - Membangun iklim dan budaya yang mendukung pengembangan seni dan budaya
Indonesia melalui kebijakan, regulasi, insentif, dan perlindungan hukum yang adil dan
transparan. - Mengakui hak-hak dan tanggung jawab para seniman dan budayawan sebagai
pencipta, pelaku, dan pewaris seni dan budaya Indonesia
Referensi
Presiden RI Joko Widodo (2016) Sekretariat Kabinet Republik Indonesia, Diakses dari https://setkab.go.id/ada-700-suku-dan-300-bahasa-presiden-jokowi-tugas-kita-menjaga kemajemukan-itu/Abidin,
Zaenal. “Menanamkan Konsep Multikulturalisme Di Indonesia.” Jurnal Dinamika Global 1, no. 02
Ll(2016): 123–40. https://doi.org/10.36859/jdg.v1i02.24.
Pageh, I Made. “Multikulturalisme Dan Tantangannya Di Indonesia: Jejak Kesetaraan Etnis Dan Kultur
Di Pura Republik/ Gambur Angalayang Kubutambahan Bali.” Sosio-Didaktika: Social Science Education Journal 3, no. 2 (2021): 115–25. https://doi.org/10.15408/sd.v3i2.4344.
Suryandari, Nikmah. “Eksistensi Identitas Kultural.” Komunikasi Vol.XI No. (2017): 21.