OPINI, Swarakaltim.com – Istilah mens sana in corpore sano sudah tidak asing lagi terdengar. Frasa yang berasal dari bahasa Latin ini memiliki arti ‘pikiran yang sehat dalam tubuh yang sehat’. Frasa ini berasal dari puisi karya Penyair Romawi Juvenal, yang mengonsepkan bahwa perlu adanya keseimbangan antara kesehatan mental dan fisik untuk mencapai kehidupan yang baik dan bahagia.
Keseimbangan kesehatan fisik dapat dicapai dengan menjaga kesehatan tubuh melalui olahraga teratur, pola makan sehat dan istirahat yang cukup. Kesehatan mental mencakup memelihara keseimbangan mental dan emosional dengan cara mengelola stres dan menjaga hubungan sosial yang positif. Kedua hal tersebut berkaitan satu sama lain, dengan menjaga pola hidup yang teratur akan menciptakan individu yang bermanfaat bagi sekitarnya.
Kesehatan Fisik secara logika, mudahnya dilakukan dengan berolahraga secara teratur, menjaga pola makan dan dengan istirahat yang cukup, namun apakah ketiganya dapat dilakukan secara konsisten oleh individu. Perlu adanya komitmen yang kuat untuk mencapai target tersebut.
Dukungan lingkungan sekitar menjadi salah satu faktor eksternal yang dapat memberikan pengaruh baik bagi individu tersebut. Mengenai olahraga secara teratur dapat dilakukan misalnya, bergabung dengan klub olahraga tertentu sesuai dengan minat masing-masing, agendakan kegiatan olahraga rutin sesuai dengan kemampuan.
Bagi yang terkendala mengenai informasi klub olahraga, dapat melakukan riset terlebih dahulu melalui media sosial atau bisa berkunjung langsung ke lokasi olahraga yang dituju. Pola makan juga sangat penting diperhatikan, dewasa ini beragam jenis makanan olahan tersedia di berbagai platform pengantaran makanan.
Kemajuan teknologi sangat memudahkan pekerjaan manusia, sehingga cenderung muncul rasa malas untuk memperhatikan asupan nutrisi yang akan diserap oleh tubuh. Perlu diperhatikan bahwa tidak semua makanan olahan dapat secara maksimal diproses oleh tubuh, disarankan untuk dapat mengonsumsi makanan yang bergizi tanpa campuran bahan pengawet.
Keseimbangan mental dan emosional tidak dapat dicapai secara instan, perlu latihan secara bertahap dan berkelanjutan. Individu yang terlatih untuk menjaga keseimbangan mental dan emosional adalah individu yang telah memiliki kecerdasan emosional (emotional intelligence).
Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengenali, memahami dan mengelola emosi diri sendiri dan orang lain secara efektif. Konsep Emotional Intelligence dipopulerkan oleh Daniel Goleman pada tahun 1995. Kecerdasan emosional meliputi kesadaran diri (self awareness), pengelolaan emosi (self regulation), motivasi (motivation), empati (emphathy) dan keterampilan sosial.
Dalam hubungan interpersonal, kecerdasan emosional membantu dalam membangun dan memeliharan hubungan yang sehat dan harmonis dengan orang lain. Pengelolaan emosi dan mental yang baik berdampak terhadap kemampuan komunikasi secara maksimal sehingga tujuan dapat tercapai.
Keterampilan ini adalah kemampuan yang perlu dilatih dan ditingkatkan seiring berjalannya waktu, sehingga tidak ada kata terlambat untuk memulai mengendalikan keseimbangan mental dan emosional melalui pelatihan kecerdasan emosional diri sendiri. Kemampuan untuk mengendalikan emosi didukung dengan fisik yang mumpuni akan menciptakan generasi emas penerus bangsa yang dapat melanjutkan tongkat estafet negeri ini.
Generasi Emas yang dipersiapkan menjelang 100 tahun Kemerdekaan Indonesia, harus mampu mengendalikan ancaman dan bahaya yang menyerang negeri ini. Ketika 2 elemen, kesehatan fisik dan keseimbangan mental-emosional dimiliki oleh individu, kemampuan untuk menjalankan aktivitas sehari-hari menjadi optimal.
Cita-cita Indonesia Emas 2045 yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo dalam perwujudan Ibu Kota Nusantara, menjadi sejarah baru di negeri ini. Peringatan 100 tahun kemerdekaan Indonesia diwujudkan dalam pemindahan secara menyeluruh instansi Pemerintahan Pusat dari Jakarta ke Nusantara yang pembangunannya telah dimulai sejak 2022. Karena hal itu, mempersiapkan individu yang memiliki mens sana in corpore sano menjadi tanggung jawab bersama guna mencapai Indonesia Emas 2045.
Penulis : Kandi Kirana Larasati