SAMARINDA, Swarakaltim.com – Dinas Kesehatan Kota Samarinda resmi membuka Orientasi Program Integrasi Layanan Primer (ILP) bagi tenaga kesehatan (nakes) puskesmas se-Kota Samarinda Senin, 11 November 2024.
Kegiatan ini berlangsung hingga 13 November 2024 di Hotel Mercure Samarinda dan dihadiri perwakilan dari 13 puskesmas di Samarinda. Setiap puskesmas mengirimkan empat perwakilan yang terdiri dari tenaga manajemen, dokter, bidan atau perawat, dan promosi kesehatan.
Acara dibuka Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Samarinda, dr. Rudy Agus Riyanto, yang menyampaikan sambutan dari Kepala Dinas Kesehatan Samarinda.
Dalam sambutannya, dr. Rudy menekankan pentingnya program ini sebagai langkah strategis untuk mendukung visi Indonesia Emas 2045, yang mengutamakan pembangunan berkelanjutan, kesejahteraan masyarakat, dan kualitas hidup yang lebih baik.
“Dalam konteks kesehatan, fokus utama adalah memastikan akses layanan kesehatan berkualitas bagi seluruh masyarakat. Untuk itu, Kementerian Kesehatan meluncurkan Transformasi Pelayanan Kesehatan, dengan layanan primer sebagai ujung tombak yang paling dekat dengan masyarakat. Fokus kita adalah menjaga orang tetap sehat, bukan hanya mengobati mereka yang sakit,” ujar dr. Rudy.
Ia menjelaskan peran puskesmas sangat krusial sebagai garda terdepan dalam menjaga kesehatan masyarakat.
“Puskesmas memiliki tanggung jawab besar untuk menggerakkan masyarakat agar lebih peduli terhadap kesehatan mereka. Hal ini dapat dilakukan melalui skrining dini, cakupan imunisasi yang lebih baik, serta pencegahan penyakit lainnya,” tambahnya.
Program ILP ini sebutnya telah diluncurkan Kementerian Kesehatan pada Agustus 2023 sebagai bagian dari upaya mempercepat transformasi layanan kesehatan di Indonesia. Melalui program ini, puskesmas diharapkan dapat meningkatkan layanan kesehatan yang lebih terkoordinasi, komprehensif, dan berfokus pada kebutuhan masyarakat.
Ia mengatakan Orientasi yang berlangsung selama tiga hari ini memberikan panduan praktis bagi tenaga kesehatan dari puskesmas, pustu, dan posyandu untuk meningkatkan kualitas layanan.
“Sosialisasi ILP ini kami laksanakan agar setiap tenaga kesehatan dapat melaksanakan tugasnya dengan lebih terarah dan efisien. Harapannya, ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk rutin memeriksakan kesehatannya, sehingga cakupan pelayanan kesehatan dapat meningkat setiap bulannya,” jelas dr. Rudy.
dr. Rudy menyampaikan beberapa pesan penting dalam pelaksanaan program ini, diantaranya Implementasi ILP di seluruh layanan kesehatan primer seperti puskesmas, pustu (Puskesmas Pembantu), dan posyandu. “Saat ini, Samarinda masih nol puskesmas yang menjalankan ILP secara penuh. Ini menjadi tugas kita bersama,” tegasnya.
Kemudian soal Peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) mulai dari puskesmas, laboratorium kesehatan, hingga posyandu.
“Pelaporan digital melalui sistem informasi untuk memantau kondisi kesehatan wilayah setempat secara real-time. Hal ini juga penting,” pesan dr Rudy lagi.
Pada kesempatan tersebut, dr. Rudy juga mengajak seluruh peserta untuk memulai perubahan kesehatan dari diri sendiri, keluarga, hingga lingkungan sekitar. “Mari kita bangun bersama tubuh dan jiwa yang sehat, demi mencapai Indonesia Emas 2045,” tuturnya.
Seusai pembukaan, dr Rudy menyampaikan materi Kebijakan Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer. Selanjutnya materi Regulasi kelembagaan di Desa, peran Masyarakat dan Penggunaan Dana Desa dalam mendukung pelaksanaan Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer oleh Supriyanto dari Dinkes.
Kemudian 3 materi berturut-turut disampaikan dr Kusuma dari Dinkes yakniManajemen Puskesmas, Manajemen Mutu Pelayanan dan Keselamatan bagi Masyarakat, Pasien, dan Petugas dan Manajemen Jaringan dan Jejaring Puskesmas.(dho)