SAMARINDA, Swarakaltim.com – Dalam rangkaian kegiatan Silaturahmi Media dan Sharing Session bertajuk “Kaltim Menuju Generasi Emas” yang digelar di Gedung Olah Bebaya, Senin (7/4/2025), Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur (Kaltim) menghadirkan Gus Ipang Wahid, pakar politik sekaligus Ketua Kelompok Kerja Industri Kreatif KEIN, sebagai narasumber utama. Dalam paparannya, Gus Ipang menyoroti pentingnya branding, kolaborasi, serta prospek bisnis media di era digital.
Gus Ipang menyampaikan keyakinannya bahwa Kaltim memiliki semua syarat untuk menjadi provinsi terbaik di Indonesia. Hal ini dilihat dari kekayaan anggaran yang dimiliki, tetapi jumlah penduduk yang relatif kecil.
“Kaltim punya APBD yang besar, sementara jumlah penduduknya hanya sekitar empat juta orang. Ini adalah peluang besar,” ujar Ipang.
Ia menyebutkan, dengan keunggulan tersebut, Kaltim memiliki ruang besar untuk mendorong berbagai sektor strategis, termasuk ekonomi kreatif, konten digital, teknologi dan startup, agroteknologi, ecoteknologi, serta sektor pariwisata dan UMKM berbasis digital.
“Potensi anak muda Kaltim luar biasa. Tinggal bagaimana kita arahkan dan fasilitasi,” lanjutnya.
Menurutnya, pengembangan ekonomi di Kaltim harus dimulai dari akar rumput, yakni desa. Ia menegaskan pentingnya membangun desa sebagai tulang punggung kemajuan provinsi.
“Kita bisa lahirkan desa wisata, desa industri, desa ekonomi kreatif. Dari situ akan tumbuh UMKM, lapangan kerja, dan kemandirian ekonomi,” jelas Gus Ipang.
Lebih lanjut, Ipang menyampaikan bahwa media memiliki peran penting dalam mendukung proses pembangunan tersebut. Ia menyebut media sebagai jantung dari kemajuan suatu daerah karena dari media, masyarakat bisa mengetahui perkembangan yang terjadi.
“Tanpa media, dunia tidak akan tahu apa yang sedang kita bangun,” ungkapnya.
Namun, ia juga menyoroti tantangan besar yang dihadapi media saat ini, mulai dari perubahan algoritma media sosial yang sangat cepat, distraksi digital yang tinggi, hingga menurunnya kepercayaan publik akibat penyebaran misinformasi.
“Ini semua tantangan nyata. Ditambah dengan hadirnya teknologi AI yang bisa jadi berkah tapi juga ancaman,” imbuhnya.
Ipang mendorong agar insan media di Kaltim tidak hanya bertahan, tetapi mampu bertransformasi dan mengambil peran lebih besar di era digital ini. Kolaborasi antar pemangku kepentingan disebutnya sebagai kunci untuk membangun ekosistem media yang sehat dan produktif.
“Komunikasi, kolaborasi, dan prestasi harus berjalan bersama,” tegasnya.
Dalam sesi tersebut, para jurnalis juga diajak untuk melihat peluang baru dalam industri media, termasuk monetisasi konten digital, penguatan branding daerah, hingga penciptaan narasi positif dari desa-desa di Kaltim.
“Media bukan sekadar menyampaikan informasi, tapi juga membentuk persepsi dan citra positif,” kata Ipang.
Kegiatan yang berlangsung hangat ini diakhiri dengan semangat bersama membangun masa depan Kaltim yang gemilang melalui kolaborasi aktif antara pemerintah dan media. Harapannya, media lokal di Kaltim dapat menjadi ujung tombak dalam membangun generasi emas yang kreatif, mandiri, dan berdaya saing global.
“Kalau kita ingin berlari kencang, media harus ada di depan. Tapi kalau kita ingin terbang tinggi, media harus jadi sayapnya,” pungkas Gus Ipang dengan penuh semangat.(Dhv)