BALIKPAPAN,Swarakaltim.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan akan mengeluarkan surat edaran terkait pengolahan sampah yang berlaku di enam kecamatan dan 34 kelurahan Se-Kota Balikpapan. Hal ini disampaikan Wakil Wali Kota Balikpapan, Bagus Susetyo, di Balai Kota,Kamis (5/6/2025)
Pengolahan sampah dari kecamatan hingga Rukun Tetangga (RT) dapat menciptakan pola pengelolaan sampah yang sistematis dan terintegrasi dari hulu ke hilir. “Kita terus mendorong peningkatan kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah, khususnya melalui program pemilahan sejak dari rumah tangga,” ujarnya kepada media.
Program ini mulai diterapkan secara masif hingga ke tingkat RT. Seperti halnya yang dilakukan warga RT 64, RT 65, RT 66, RT 68 dan RT 69 Kelurahan Gunung Sari Ilir, Kecamatan Balikpapan Tengah dalam menjalankan program pemilahan sampah botol plastik.
Bagus menerangkan bahwa warga di lingkungan tersebut telah aktif memilah sampah plastik seperti botol, serta memanfaatkan sampah organik untuk keperluan kompos.
Pihaknya sudah mulai mendorong beberapa wilayah, baik kecamatan, kelurahan, maupun RT, untuk memilah sampah organik dan non-organik. Hal ini sejalan dengan arahan dari Kementerian Lingkungan Hidup agar pemilahan dilakukan sejak dari sumbernya.
Tentunya, langkah ini juga mendukung kampanye nasional untuk mengurangi polusi plastik. Upaya yang dilakukan warga kelurahan gunung sari ilir sudah sangat baik “Prinsipnya, botol plastik jangan langsung dibuang. Harus dipilah, karena kita ingin menghentikan polusi plastik. baik,” katanya.
Dikesempatan itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Balikpapan, Sudirman Djayaleksana, mengungkapkan asal mula sampah berasal dari rumah tangga. Penanganan sampah dari sumber utama jauh lebih baik, karena warga terlibat langsung.
Melalui pengolahan sampah dari lingkungan RT yang merupakan komunitas terkecil, sehingga masyarakat semakin peduli dan memahami manfaat memilah sampah. Yang mana sampah organik bisa dimanfaatkan jadi pupuk, sementara non-organik seperti plastik punya nilai ekonomis.
Ia berharap pola pengelolaan sampah berbasis masyarakat akan semakin berkembang dan menjadi budaya di seluruh wilayah kota balikpapan. “Sebelumnya kita fokus pada sosialisasi skala besar, sekarang kita langsung menyentuh rumah tangga, asal mula sampah,” ucap Dirman kerap disapa Sudirman Djayaleksana.(*/pr)