Operasi Pasar Gas, Serentak di 15 Titik se-Samarinda “Diguyur” 11.720 Tabung Melon

SAMARINDA, Swarakaltim.com – Suasana Minggu pagi (15/6/2025) di berbagai penjuru Samarinda terasa berbeda. Di 15 titik yang tersebar di 10 kecamatan, antrean warga tampak mengular sejak pagi, membawa KTP, kartu keluarga, dan beberapa bahkan menyertakan surat keterangan tidak mampu. Hari itu, Pemerintah Kota Samarinda bersama PT Pertamina menggelar operasi pasar LPG 3 kilogram secara serentak, menyuplai total 11.720 tabung gas bersubsidi kepada masyarakat.

Operasi pasar ini merupakan kelanjutan dari kegiatan serupa yang sebelumnya sukses digelar di Kecamatan Samarinda Seberang dan Samarinda Ulu. Kali ini skalanya lebih besar, melibatkan 23 agen resmi, masing-masing dengan alokasi 560 tabung untuk 20 agen, dan 320 tabung untuk 3 agen lainnya.

Kepala Dinas Perdagangan Kota Samarinda, Nurrahmani, menjelaskan bahwa operasi ini mengedepankan sistem distribusi berbasis keadilan dan akurasi sasaran. Warga yang telah memiliki Kartu Tepat Sasaran—khusus untuk masyarakat miskin ekstrem—langsung dilayani dengan harga resmi Rp18.000 per tabung.

“Mekanismenya dibagi tiga. Pertama, warga yang punya kartu tepat sasaran otomatis dapat jatah sesuai alokasi dan harga resmi. Kedua, warga kurang mampu bisa membeli dengan membawa surat keterangan dari RT. Ketiga, jika masih ada sisa tabung, warga umum juga boleh membeli dengan syarat membawa KTP dan KK. Tapi tetap, satu KTP hanya bisa untuk satu tabung,” jelas Nurrahmani.

Di lapangan, antusiasme masyarakat sangat tinggi, namun tetap tertib. Agen seperti PT Muara Bangun Jaya di Loa Janan Ilir dan PT Cahya Patra Buana di Palaran, misalnya, sudah bersiaga sejak pagi bersama petugas kecamatan. Aplikasi MyPertamina digunakan untuk memverifikasi data dan mencegah penyalahgunaan distribusi.

Nurrahmani juga menyoroti pentingnya kesadaran masyarakat mampu agar tidak menggunakan gas subsidi. Ia mengimbau agar segmen masyarakat yang tidak berhak, tidak memaksakan diri membeli LPG 3 kg hanya karena alasan kepraktisan.

“Saya sering sampaikan, jangan ‘napsu’ pakai gas 3 kilo. Kalau hanya karena bentuk tabungnya yang praktis, kami sudah dorong ke Pertamina agar mengeluarkan varian serupa non-subsidi. Jadi tidak ada lagi alasan,” tegasnya.

Lebih lanjut, ia menyebut Pemkot juga sedang menjajaki pola distribusi khusus untuk pelaku UMKM melalui koperasi. Tujuannya, agar pelaku usaha kecil tetap mendapat akses gas tanpa mengganggu jatah rumah tangga miskin.

Pemkot juga akan mengevaluasi agen dan pangkalan yang tidak patuh. “Kalau ada pangkalan yang menyalurkan tidak sesuai aturan, bisa saja ditutup. Distribusinya nanti akan kami alihkan ke pangkalan lain yang lebih tertib,” ujarnya.

Kegiatan operasi pasar ini menjadi bukti nyata hadirnya pemerintah dalam menjawab kebutuhan dasar masyarakat, sekaligus menjaga stabilitas harga dan pasokan di tengah kondisi pasar yang rawan fluktuasi.

Dengan semangat gotong royong dan kolaborasi, Samarinda menunjukkan bahwa ketahanan energi bukan hanya soal pasokan, tapi juga soal keadilan dan kesadaran bersama.(adv-kominfo samarinda)

Loading

Bagikan: