SAMARINDA, Swarakaltim.com –
Pemerintah Kota Samarinda semakin mantap melangkah menuju predikat Kota Layak Anak (KLA) Kategori Utama tahun 2025. Optimisme ini disampaikan langsung oleh Wali Kota Samarinda, Dr Andi Harun, saat memberikan paparan dalam agenda Verifikasi Lapangan Hybrid (VLH) Evaluasi KLA Tahun 2025 yang berlangsung di Aula Rumah Jabatan Wali Kota Samarinda, Senin (16/6/2025).
Dalam sambutannya, Andi Harun menegaskan bahwa VLH ini merupakan tahapan krusial dalam evaluasi nasional KLA, sekaligus menjadi momentum penting untuk menunjukkan keseriusan dan capaian Kota Samarinda dalam mewujudkan ekosistem yang ramah dan berpihak pada anak-anak.
“Kami optimis Samarinda mampu naik kelas ke kategori Utama. Ini bukan sekadar target, tetapi cerminan dari komitmen kuat seluruh unsur di kota ini terhadap pemenuhan hak anak,” tegasnya.
VLH dilakukan secara hybrid, memadukan sesi paparan tatap muka dengan pemantauan daring dan tur virtual ke sejumlah lokasi representatif. Ada 14 lokus yang disiapkan, mencerminkan lima klaster KLA, yaitu:
1. Hak sipil dan kebebasan,
2. Lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif,
3. Kesehatan dasar dan kesejahteraan,
4. Pendidikan serta pemanfaatan waktu luang,
5. Perlindungan khusus bagi anak.
Capaian yang Menguatkan Optimisme
Hasil evaluasi tahun sebelumnya menunjukkan progres signifikan. Berdasarkan Evaluasi Mandiri (EM) dan Verifikasi Administrasi (VA) tahun 2024, Samarinda mengantongi nilai EM sebesar 928,3 poin dan VA Provinsi sebesar 846,37 poin, yang sudah masuk dalam ambang Kategori Utama.
“Dari sisi regulasi, Samarinda sudah punya Perda Nomor 3 Tahun 2023 tentang Penyelenggaraan KLA, ditambah 14 Perda pendukung lainnya. Ini memperkuat struktur kelembagaan dan membuktikan keseriusan kita,” jelas Andi Harun.
Pada Klaster 1 (Hak Sipil dan Kebebasan), tercatat peningkatan kepemilikan Kartu Identitas Anak (KIA) dari 56,44% menjadi 61,42%. Layanan informasi untuk anak juga semakin luas melalui perpustakaan, taman baca, museum, hingga pojok baca. Forum Anak Kota Samarinda pun aktif sebagai pelopor dan pelapor dalam Musrenbang, kampanye antirokok, hingga deklarasi Sekolah Ramah Anak.
Di Klaster 2 (Lingkungan Keluarga dan Pengasuhan Alternatif), Pemkot fokus menekan angka perkawinan usia anak, memperkuat layanan rujukan, serta memperluas ruang bermain ramah anak. Termasuk pengembangan Ruang Terbuka Hijau dan landmark baru, Teras Samarinda, yang didesain sebagai ruang publik ramah anak.
Klaster 3 (Kesehatan Dasar dan Kesejahteraan) juga menunjukkan pencapaian membanggakan:
• 100% Puskesmas terakreditasi,
• 96% berstatus paripurna,
• Persalinan di fasilitas kesehatan 92,47%,
• Kepemilikan Buku KIA 96,2%,
• Imunisasi dasar lengkap 90,7%,
• Cakupan ASI eksklusif 78,9%.
Meski tantangan seperti stunting dan gizi kurang masih ada, Wali Kota yakin upaya lintas sektor dan sistem pelaporan yang semakin baik akan membuahkan hasil positif.
Di Klaster 4 (Pendidikan dan Pemanfaatan Waktu Luang), program wajib belajar 12 tahun terus didorong. Sekolah Ramah Anak sudah menjangkau:
• TK/RA: 58%
• SD/MI: 95%
• SMP/MTs: 97%
• SMA/MA/SMK: 100%
Sementara pada Klaster 5 (Perlindungan Khusus Anak), UPTD PPA telah menangani 160 anak korban kekerasan, termasuk anak disabilitas dan pengidap HIV/AIDS. Anak korban NAPZA juga mendapat layanan rehabilitasi dan dukungan keluarga. Fasilitas umum terus diupayakan ramah bagi anak disabilitas, dan pelayanan berbasis masyarakat seperti konsultasi keluarga dan kawasan tanpa rokok semakin digalakkan.
“Kami pastikan setiap kelurahan memiliki anggaran perlindungan anak, serta mengembangkan Forum Anak, kawasan tanpa rokok, dan perlindungan berbasis komunitas,” tambahnya.
Andi Harun menggarisbawahi bahwa capaian ini merupakan hasil kerja bersama, lintas sektor dan generasi.
“Tak mungkin capaian ini terwujud tanpa dukungan OPD, dunia usaha, media, masyarakat, dan tentu saja anak-anak Samarinda sendiri. Dengan semangat kolaborasi ini, kami percaya predikat KLA Utama bukan sekadar mimpi,” pungkasnya.
Sejak 2017, Samarinda konsisten mencatatkan prestasi KLA:
• 2017: Pratama
• 2018, 2019, 2021, 2022: Madya
• 2023: Nindya
• 2025: Menargetkan Kategori Utama
Dukungan dari Pemerintah Pusat
Sementara itu, Nanang A. Rachman, Asisten Deputi Perumusan dan Koordinasi Kebijakan Perlindungan Khusus Anak KemenPPPA RI, yang hadir secara daring, menyampaikan bahwa KLA adalah sistem pembangunan yang menjamin hak dan perlindungan anak secara berkelanjutan.
Evaluasi KLA bertujuan menilai capaian daerah sekaligus memberikan rekomendasi perbaikan ke depan. Proses hybrid dinilai efektif untuk menilai komitmen dan implementasi dari daerah secara langsung.
Kegiatan ini juga turut dihadiri Wakil Wali Kota Saefuddin Zuhri, Ketua TP PKK Rinda Wahyuni Andi Harun, jajaran kepala perangkat daerah, hingga unsur Forkopimda, sebagai bentuk dukungan penuh terhadap cita-cita menjadikan Samarinda sebagai Kota Layak Anak Kategori Utama.(adv-kmf samarinda)