Caption: Assisten II Setdakab Kubar, Nopandel (tengah) saat membuka kegiatan sosialisasi program FCPF-CF yang berlangsung di hotel Loveta, Barong Tongkok.
SENDAWAR, Swarakaltim.com – Pemerintah Kabupaten Kutai Barat (Kubar) sangat berkomitmen dalam mendukung pelaksanaan program pengurangan dan penurunan emisi karbon.
Dimana program tersebut sebelumnya telah dijalankan pemerintah setelah wilayah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) terpilih sebagai kawasan pelaksanaan program pengurangan dan penurunan emisi karbon.
Komitmen Pemkab Kubar tersebut bekerjasama dengan Dewan Daerah Perubahan Iklim (DDPI) Kaltim menyelenggarakan kegiatan sosialisasi dan Fokus Group Discussion (FGD) di Hotel Loveta, Kelurahan Simpang Raya, Kecamatan Barong Tongkok pada Kamis (18/11/2021).
Sosialisasi mengenai Forest Carbon Partnership Facility-Carbon Fund (FCPF-CF) dan pengelolaan Kesatuan Hidrologis Gambut (KHG) tersebut dibuka oleh Bupati Kutai Barat FX Yapan yang diwakili Plt Asisten II Setdakab, Nopandel.
“Melalui kegiatan sosialisasi ini, diharapkan program pengurangan dan penurunan emisi karbon di Kaltim ini bisa berjalan dengan lancar. Apalagi program ini sudah direncanakan sejak tahun 2016 sampai tahun 2020. Dan pada tahun 2020 sampai 2024 ini mulai dengan kegiatan pengimplementasiannya,” kata Nopandel.
Dia berharap kegiatan ini didukung oleh seluruh Perangkat Daerah (PD) di Kabupaten Kubar. Terutamanya terkait dengan kegiatan-kegiatan yang nantinya dilakukan oleh PD agar bisa mewujudkan pengurangan dan penurunan emisi karbon di Kaltim dan secara khusus di Kubar.
Ada pun tujuan dari kegiatan sosialisasi ini kata Nopandel lebih kepada kegiatan untuk melindungi hutan yang berfungsi sebagai paru-paru dunia. Sehingga sangat penting bagi seluruh pihak untuk bersinergi dalam kegiatan program tersebut. Selain nantinya juga akan mendapatkan kompensasi dari Bank Dunia atas upaya pengurangan dan penurunan emisi karbon.
“Salah satu kegiatan dalam pengurangan dan penurunan emisi karbon ini adalah pengelolaan kawasan hutan gambut. Untuk di Kubar sendiri memang ada beberapa lahan gambut meskipun tidak banyak dan karakteristiknya tidak seperti daerah lain. Nah, sosialisasi hari ini juga terkait dengan hal tersebut,” terangnya.
Emisi karbon yang dihasilkan oleh terbakarnya lahan gambut ini yang diupayakan untuk dicegah dan dikurangi melalui kegiatan sosialisasi yang mulai gencar dilaksanakan. Sehingga, program FCPF-CF yang sudah direncanakan sejak tahun 2016 ini bisa terlaksana dan juga bisa menyelamatkan hutan sebagai paru-paru dunia.
Khususnya di pulau Kalimantan yang saat ini masih memiliki banyak kawasan hutan dan perlu untuk di jaga serta dilestarikan tidak hanya oleh pemerintah tetapi juga seluruh masyarakat Kutai Barat. (Hms02)