Hoduq Pekayang: Turun dari Apo Lagan, Untuk Menjaga Harmoni Manusia, Alam dan Yang Maha Kuasa
MAHAKAM ULU, Swara Kaltim – Pemerintah Kabupaten Mahakam Ulu telah mempersiapkan pegelaran Festival Hudoq Pekayang dan Hudoq Cross Border sebagai upacara tradisonal tahunan dengan kemasan seni yang lebih elegan bagi suku dayak kabupaten perbatasan wilayah Kaltim yang berbatasan langsung dengan Negara Serawak Malaysia.
Kepala Dinas Pariwisata dan Pemuda Olahraga Mahulu, Kristina Tening mengungkapkan, event upacara adat Hudoq Pekayang digelar pada September-Oktober, karena menyesuaikan dengan tradisi masyarakat setempat yang menanam padi di bulan tersebut yang diyakini dengan curah hujan dapat memenuhi kebutuhan air saat bercocok tanam.
“Datang dan saksikan untuk ikut menari bersama tarian Ngaraang Hudoq di Kampung Lirung Ubing, Long Pahangai pada 17-18 Oktober mendatang. Anda akan menyaksikan dan merasakan hal yang berbeda saat di mahulu melalui persembahan tarian Hudoq Ternyak, yang diikuti penari hudoq dari usia anak-anak, orang dewasa, hingga kakek nenek yang juga diikuti semua unsur pejabat dan masyarakat menari bersama hingga 24 jam,” ungkap Kristina Tening, Sabtu (21/9/2019).
Tening panggilan akrabnya mengatakan, tidak ada hal yang berbeda dalam pelaksanaan hudoq bagi masyarakat dayak mahulu. Jelas Tening, hudoq pekayang adalah hudoq yang dilakukan secara bergilir oleh warga masyarakat adat untuk bertamu (berkunjung) dari kampung ke kampung lainnya di wilayah setempat.
“Ritual hudoq ini di lakukan secara turun temurun oleh masyarakat adat yang berada di 4 Kecamatan yang memiliki budaya hudoq, yaitu, Kecamatan Long Pahangai, Long Bagun, Laham dan Long Hubung. Diantara 4 kecamatan ini yang masih tetap melakukan kunjungan hudoq di setiap tahun ke Kecamatan Long Pahangai,” terang Tening.
Ia juga menjelaskan, setelah ritual adat dalam pelaksanaan Hudoq Pekayang, kemudian dilanjutkan dengan event besar diselenggarakan pemerintah setempat yang terpusat di Ibu Kota Mahulu di Ujoh Bilang, yaitu Festival Hudoq Cross Border melalui tema “Persembahan Dari Jantung Borneo, Dari Perbatasan, Untuk Peradaban”, yang dilaksanakan sejak 23-28 Oktober mendatang.
“Semoga dengan even tetap festival Hodoq Cross Border ini, kedepannya kita kemas rangkaian Hudoq Pekayang sabagai rangkaian Hudoq tingkat Kabupaten. Peran pemda dan rek-rekan komunitas mengemas acaranya hingga menarik untuk dipromosikan. Sehinga dapat dikatan, hanya ada di Kabupaten Mahulu. Salam budaya dan salam pesona Indonesia,” pungkas Tening.
Diketahui, even tahunan Hudoq Cross Border itu telah memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI), yang dicatat oleh Manajer Muri Andre Purwandono, melalui katagori penari hudoq terbanyak, yang ditampilkan pada Oktober 2018 lalu terpusat di lapangan Ujoh Bilang, Kecamatan Long Bagun. (Alfian)
Penulis: Alfian
Editor: Redaksi