Ada Kostum Mirip Monster Ditepi Pantai, Parade Hudoq Hilir Mudik Ujoh Bilang

Loading

MAHAKAM ULU, Swara Kaltim – Untuk yang kedua kalinya event seni budaya di selenggarakan Pemerintah Kabupaten Mahakam Ulu digelar. Hampir setiap masyarakat adat suku dayak di lima kecamatan se-Mahulu yang hidup diwilayah perbatasan Kalimantan Timur (Kaltim) dengan negara tetangga Serawak Malaysia, memiliki tarian khas disertai kostumnya.

Namun lebih menarik lagi, suku dayak di perbatasan ini memiliki kostum tari seperti monster yang bernama hudoq. Dimana tari monster itu telah diakui oleh dunia dan masuk dalam calender of event dari Kementerian Pariwisata (Kemenpar-RI) pada tahun 2018 lalu.

Event tahunan ini dikemas menjadi Festival Hudoq Cross Border dengan menampilkan ribuan penari topeng hudoq dari lima kecamatan se-Mahulu, sehingga menjadi magnet para wisatawan luar bahkan wisatawan mancanegara untuk hadir menyaksikan tarian hudoq di Ibu Kota Mahulu, Ujoh Bilang, Kecamatan Long Bagun, Kamis (24/10/2019).  

Sebelum festival seni budaya ini dibuka oleh Bupati Mahulu Bonifasius Belawan Geh, pada sore harini tadi sekira pukul 16.00 Wita. Terlebih dahulu para kontingen penari hudoq dari Kecamatan Long Hubung, Laham, Long Bagun, Long Pahangai dan Long Apari, masing masing menggunakan kapal peri mendatangi tepi pantai yang berada di hulu Kampung Ujoh Bilang, untuk menggenakan kostum terbuat dari daun pisang sebelum parade hudoq mendatangi lokasi yang terpusat di lapangan Ujoh Bilang.

Setelah kostum hudoq dikenakan oleh panari yang terdiri dari pria dan wanita suku dayak Bahau dan Kayan di Mahulu ini. Para penari hudoq kembali menggunakan kapal peri untuk berlabuh di dermaga Ujoh Bilang agar dilakukan ritual penyambutan oleh Ketua Lembaga Adat Kabupaten Mahulu di Ujoh Bilang.

Diiringi teriakan dan lantunan musik tradisional ala gendang atau tuvung serta pukulan gong, bikin merinding saat mendengarkannya dengan cermat. Seperti nama kostumnya, inilah tari hudoq yang digunakan untuk menyambut musim panen atau masa tanam padi berladang oleh suku dayak Bahau dan Kayan di Mahulu ini.

“Tarian topeng yang mirip monster berkostum dari racikan daun pisang ini dinamakan Hudoq. Biasanya ditarikan saat musim tanam padi atau setelah pesta panen padi berladang. Maka dari itu, fesitval hudoq cross border hanya dapat digelar pada Oktober setelah ritual adat Hudoq Pekayang di Long Pahangai paa minggu lalu, “ungkap Kepala Adat Kecamatan Laham, Benidiktus Nyerung, saat mendampingi kontingen Laham menggenakan kostum hudoq di tepi pantai hulu Ujoh Bilang.

Ia menerangkan, masyarakat Dayak Mahulu ini tidak bisa hidup tampa berladang. Katanya kondisi saat ini, masyarakat Dayak khawatir karena pada umumnya lahan di Kaltim dapat beralihfungsi menjadi lahan sawit dan pertambangan batu bara. Sehingga lahan untuk berladang harus tetap digunakan untuk bercocok tanam untuk menghindari hal tersebut.

“Seni budaya ini sangat berpengaruh sekali dengan adat istiadat masyarakat dayak setempat. Maka kita selalu mengkaderkan putra putri kita ini mampu meneruskan budaya leluhur ini. Pemerintah Mahulu pun sangat mendukung untuk melestarikan budaya tradisional kita ini agar terus dilestarikan seperti diwilayah lainnya,” sebut Nyerung.

Dengan diletarikannya budaya adat di Kabupaten sebagai beranda perbatasan NKRI-Malaysia ini, para pemerhati hudoq termasuk Walikota Samarinda, Syahrie Jaang  yang merupakan asli putra daerah Mahulu itu, ingin wisman datang bukan diundang tapi datang dengan sendirinya untuk menyaksikan seni budaya tardisi dayak yang ada di mahulu termasuk tarian topeng hudoq.

Melihat hasil dan apresiasi masyarakat terhadap penyelenggaraan Festival Hudoq Cross Border 2019 di Mahulu ini berlangsung pada 23-26 Oktober mendatang. Syahrie Jaang sangat optimistis untuk mendorong pemerintah melalui instansi terkait dapat melangkah dan membesarkan lagi agenda tahunan di Bumi Heard Of Borneo Kaltim tersebut.

Untuk diketahui, tarian Hudoq tidak hanya ada diwilayah Mahulu, namun juga berada di wilayah Kalimantan Barat yang juga digunakan masyarakat Dayak Modang dan Bahau. Jika di Dayak Modang untuk pesta panen padi, maka di Dayak Bahau dan Kayan, tarian hudoq digelar saat musim tanam padi. Biasanya upacara hudoq untuk memanggil asmanya padi agar panennya melimpah dilokasi lahan yang digunakan untuk berladang.

Penulis : Alfian

Editor   : Redaksi