Siswi Kelas 2 SD Diduga Dianiaya Ibu Tiri, KPAI Kaltim Minta Polisi Usut Tuntas

AKIBAT DIANIAYA : Ky saat memperlihatkan luka memar ditangan saat menjalani vaksin di sekolahnya. Diduga kuat luka memar itu akibat dianiaya ibu dan kakak tirinya. (ist)

TENGGARONG, SwaraKaltim.com – Kasus penganiayaan terhadap anak kembali terjadi di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur (Kaltim). Kali ini kasus tersebut menimpa seorang gadis berusia 8 tahun berinisial Ky, siswi kelas 2 sekolah dasar (SD) di Desa Muara Muntai Ulu, Kecamatan Muara Muntai. Diduga kuat penganiayaan ini dilakukan oleh ibu serta kakak tirinya.

Saat dikonfirmasi, Kapolres Kukar AKBP Anwar Haidar, melalui Kapolsek Muara Muntai Iptu Harun Budiono mengatakan masih mendalami kasus ini dugaan penganiayaan yang menimpa Ky.

“Kami masih menyelidiki kasus ini dan meminta keterangan dari sejumlah saksi serta berkoordinasi dengan Unit PPA Polres Kukar,” jelas Harun kepada harian ini, Jumat (22/11/2019) siang.

Sementara itu, Komisioner KPAI Kaltim, Adji Suwignyo mengaku sudah mendengar kabar ini dari masyarakat. Ia berharap pihak kepolisian bisa menuntaskan kasus perlindungan anak ini hingga ke ranah hukum.

“Kalau cuma di damaikan harus ada pembinaan, tapi alangkah baiknya pelakunya diberikan hukuman sesuai dengan apa yang dilakukannya terhadap korban,” tegas Adji.

Ia menuturkan, KPAI Kaltim bersama TRC PPTPPO Perlindungan Anak dari Deputi Pemenuhan Hak Perempuan Kementerian PPA Republik Indonesia (RI) akan terus memantau perkembangan kasus ini.

“Harapan kami (KPAI,Red) agar perkara kasus ini lebih di dalami. Harus diketahui motif penyebabnya, karena menurut kami kasus seperti ini tidak hanya bisa diselesiakan melalui jalan damai. Harus ada pembelajaran yang sesuai dengan perbuatan, apalagi ini murni pidana,” singgung Adji, lagi.

Kemudian Anggota DPRD Kukar, Sopan Sopian berharap kasus seperti ini tidak terulang lagi di Kukar, khususnya di Muara Muntai. Apalagi ia sendiri yang melaporkan kasus ini ke Polsek Muara Muntai.

“Setelah saya mendapat laporan adanya kasus penganiayaan ini dari masyarakat, saya sendiri yang mengadukannya ke Polsek. Tapi harapan saya ke depan, jangan sampai kejadian semacam ini lagi. Saya ingin seluruh masyarakat bisa bersama-sama menjaga dan mengawasi lingkungan sekitar,” kata mantan Kepala Desa Muara Muntai Ulu.

Pernah Dikurung Tanpa Makan, Dipukul, Hingga Ditusuk Pemecah Es Batu

BUKAN hanya dianiaya. Ky, gadis yang tinggal dekat Pasar Muara Muntai Ulu ini sering dikurung di dalam rumah. Bahkan para pekerja buruh di pasar, sering mendengar suara teriakan Ky di dalam rumah.

“Kata tetangganya sering dikurung dan digembok di dalam rumah sendirian. Akhirnya anak-anak tetangga naik ke loteng dan memberinya makan dari atas. Terus buruh angkut di pasar juga sering dengar anak itu (Ky,Red) teriak histeris,” kata narasumber yang enggan disebutkan namanya saat dihubungi.

Sejak kecil, Ky dilihat warga sekitar sering murung dan tak berani menerima pemberian apapun dari tetangga. Alasanya karena takut dimarahi dengan ibu tirinya. Masyarakat juga menyayangkan setelah mendengar ada kesepakatan damai usai musyawarah sehingga kasus ini tidak dilanjutkan.

“Infonya sudah dibawa pulang ke rumahnya lagi. Entah bagaimana nasib anak itu sekarang, apalagi ibu kandungnya tidak ada disini, hanya bapaknya yang jarang ada dirumah karena kerja,” terang narasumber tersebut.

Masyarakat sekitar mengaku senang kasus ini terungkap saat Ky sedang mengikuti vaksin di sekolahnya, Rabu (20/11/2019) pagi lalu. Petugas Puskesmas kaget melihat sejumlah luka memar di tangan hingga tubuhnya. Bahkan menurut informasi di puskesmas usai di visum, tubuh Ky terdapat bekas luka tusuk pemecah es batu di bahunya.

“Kata warga, lukanya memar nggak hanya ditangan, tapi di tubuhnya. Selain itu rambutnya juga di potong paksa hingga petal (sembarang potong) oleh ibu dan kakak tirinya,” bebernya.

Sebagai orang tua, ia juga mengaku sedih dengan apa yang menimpa Ky. Apalagi saat ini Ky masih duduk dibangku SD.

“Kalaupun nakal ya itu hal wajar. Namanya juga anak kecil. Tapi kita sebagai orang tua jangan juga terlalu menghakimi anak, meskipun bukan anak kandung. Mereka hanya perlu mendapat didikan yang baik dari orang tua, bukan dianiaya seperti ini,” tegasnya. (bio)

Loading

Bagikan: