Ikhsanuddin Noor : Terapkan Metode HOTS
TENGGARONG, Swarakaltim.com – Dalam rangka menyambut Ujian Nasional (UN) kembali pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Kutai Kartanegara menegaskan agar tak ada pungutan dana dari orang tua murid.
Plt. Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) Ikhsanuddin Noor menerangkan sesuai Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Nomor 43 Tahun 2019 Pasal 17 yang menyatakan biaya penyelenggara dan pelaksanaan UN menjadi tanggung jawab Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan Satuan Pendidikan.
“Dan tidak diperkenankan memungut biaya pelaksanaan UN dari peserta didik, orang tua/wali murid,ataupun yang membiayai peserta didik,” lanjutnya saat ditemui Swara Kaltim di ruang kerja kantor Disdik Kabupaten Kukar, baru-baru ini.
Terkecuali, sebutnya sumbangan yang tidak mengikat melalui Komite sekolah dan bukan dari pihak sekolah yang meminta, itupun sesuai aturan yang berlaku.
“Komite merupakan perwakilan dari orang tua murid dan pihak sekolah untuk bersama – sama memutuskan dalam membantu meningkatkan sekolahnya, dan tentunya melalui musyawarah bersama,” ujarnya.
Terkait gaji pegawai honor ia menyampaikan bahwa Kukar ini memiliki kurang lebih 4000 pegawai THS (Tenaga Honor Sekolah) dari 539 sekolah SD dan SMP, gajinya bersumber dari BOSNAS dan BOSKAB.
“Kami menyadari gaji yang diterima oleh pihak pegawai THS di kabupaten kukar masih ada mendapatkan hanya 150 ribu perbulan, dan ini menjadi perhatian khusus dari kami,” ungkapnya.
Pegawai THS yang dimaksud seperti guru yang mengajar di daerah Anggana. “Untuk memasuki sekolah tersebut melalui daerah Makroman jalur berlumpur, saya mendampingi Bupati Kabupaten Kukar meninjau daerah tersebut, melihat kondisi ini Pemerintah Kukar khususnya terkait kesejehateraan THS, dana BOSKAB menggunakan batas minimal siswa,” jelasnya.
Dalam meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) di Kabupaten Kukar Ikhsanuddin menerangkan mereka telah melakukan kerjasama dengan pihak Perusahaan Tanoto Foundation untuk mendampingi mereka membina guru – guru dalam proses pembelajaran dan manajerial sekolah.
“Kerjasama ini sudah berjalan tiga tahun, bertujuan agar guru di Kabupaten Kukar lebih maju dalam bervariasi dalam materinya, dan hasil kerjasama ini terbukti dari peserta didik lebih berani,” katanya.
Ia menyebutkan pelajar mereka pintar namun masih kurang percaya diri, dan dengan didampingi dari Tanoto pelajar mereka telah memiliki kemampuan dalam mendiskriminasikanya cukup panjang, karena program pintar itu menerapkan metode High Order Thinking Skill (HOTS).
“Dengan pengembangan model pembelajaran HOTS tersebut, dapat menghasilkan anak – anak berkemampuan berpikir kritis, keterampilan berkomunikasi yang baik, berkolaborasi, berpikir kreatif, dan percaya diri,” paparnya.
Ia juga memiliki program mengupgrade guru – guru, apalagi jaman sekarang memasuki era digital.
“Jadi masalah kita saat ini adalah kurikulum yang selalu berubah, karena setiap ganti Kemendikbud maka kurikulum sudah di pastikan akan berubah, sehingga para guru yang belum tuntas menguasi kurikulum tersebut mesti wajib mengikuti kurikulum yang telah di tetapkan oleh Kemendikbud yang baru,” pungkasnya. (AI)
Editor : Redaksi (SK)