SAMARINDA, Swarakaltim.com – Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan III Kementerian PUPR melakukan Penandatanganan Kontrak Paket Pekerjaan Jasa konstruksi (PKP2JK) anggaran Tahun 2020 di lingkungan BWS-K III di ruang rapat kantor BWS K III Jl MT Haryono No 36 Samarinda, Rabu (19/2/2020) kemarin.
Dalam sambutannya Kepala BWS K III Anang Muchlis menyampaikan kegiatan lelang telah selesai, sehingga di acara PKP2JK merupakan kelanjutan dalam bekerjasama kedua belah pihak.
“Kami ucapkan selamat kepada pemenang lelang, dan dengan adanya PKP2JK ini agar segera melaksanakan kewajibannya dan hak sesuai aturan dalam kontrak,” lanjutnya.
Anang menjelaskan ada sembilan pihak pekerja yang saat ini melakukan PKP2JK, dan nanti ada kelanjutan kegiatan ini guna pekerjaan dapat berjalan sebagaimana mestinya.
“Total paket dan termasuk dengan paket kecil ada 160 paket tersebar di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara,” imbuhnya.
Menurutnya BWS-K III mengelola dan memelihara bidang bendungan, irigasi, banjir sungai, rawa, embung air baku.
“Diharapkan dengan adanya kegiatan PKP2JK ini bisa berjalan dengan baik dan tepat pada waktunya,” ucapnya.
Terkait dengan adanya longsor di Desa Jembayan Kecamatan Loa Kulu, Anang didampingi Kepala Satker Pelaksana Jaringan Sumber Daya Air (PJSA) BWS-K III Zulfi Fakhroni menerangkan saat ini sedang mengajukan Design Engineering Detail (DED) yakni aktivitas total yang diperlukan untuk mengadakan dan mendefinisikan solusi-solusi untuk masalah yang belum dipecahkan sebelumnya dalam artian perumusan perencanaan.
“Kita mesti melakukan DED agar tidak terjadi kesalahan dan hal ini akan dilakukan pada tahun ini, mengingat bahwa sepanjang aliran sungai Mahakam sangat berpotensi adanya abrasi,” katanya.
Kepada masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah pinggiran sungai Mahakam diharapkannya agar segera berpindah guna mencegah adanya musibah lanjutan yang menyebabkan kerugian pada yang bersangkutan.
“Kami sudah menyampaikan kepada Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) XII Budiamin terkait kawasan yang terancam abrasi bukan hanya daerah Desa Jembayan, melainkan di sepanjang Sungai Mahakam mulai Loa Janan hingga Tenggarong,” tuturnya.
Anang mengatakan hal ini serupa dengan wilayah Berau yang telah menggunakan anggaran Rp 250 millyar hanya berjarak 400 meter, dan bisa dibayangkan jika daerah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) di sepanjang daerah Kecamatan Loa Janan hingga Kecamatan Tenggarong dengan jarak puluhan kilometer, tentunya memakan anggaran yang tidak sedikit.
“Pihak Kementrian juga sudah mengetahui hal tersebut, dan tentunya kepada Pemerintah Kabupaten Kukar bisa mensosialisasikan kepada warga untuk mengingatkan adanya titik rawan abrasi tersebut,” ujarnya sambil memperlihatkan jalur titik rawan daerah Kukar melalui proyektor.
Dalam waktu dekat ini akan mereka agendakan untuk melakukan pertemuan dengan pemerintah setempat terkait hal ini.
“Sebenarnya kami sudah melakukan koordinasi di saat peninjauan di lokasi kejadian abrasi, namun belum secara formal,”jelasnya.
Pihak BWS-K III akan melakukan tahapan pelaksanaan fisiknya, pertama dipasang geotekstile kemudian baru dipasang blok – blok beton yang masing-masing seberat kurang lebih 2 ton.
“Dengan adanya batu tersebut bisa menghambat arus deras sungai, dan dari proses DED ke pelaksanaan fisik pengalaman yang sudah sampai 4 tahun,” katanya. (Adv/AI)