Tiga Bulan Sahabat Jeng Rinda OPD Himpun 1.047 Liter, DLH Terbanyak 110 Liter

Loading

teks: Hasil donasi Jeng Rinda jadi wastafel yang disumbangkan ke sekolah

SAMARINDA, Swara Kaltim.
Triwulan pertama program Jelantah Membangun Samarinda (Jeng Rinda) yang bersamaan dengan mendekati finalnya program 100 hari kerja wali kota dan wakil wali kota Samarinda. Untuk perdana ini, Sahabat Jeng Rinda OPD atau khusus di lingkungan Pemkot Samarinda berhasil menghimpun 1.047 liter minyak jelantah.
Hal ini disampaikan kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Samarinda Nurrahmani pada acara penyerahan donasi Jeng Rinda tahap pertama di aula rumah jabatan wali kota Samarinda, Senin (2/6/2021).
Yama—demikian Nurrahmani akrab disapa merincikan donasi Sahabat JengRinda kategori OPD mulai Maret hingga Mei sebanyak 1.047 liter dengan nominal Rp 5.235.000 dan Sahabat JengRinda kategori Pelaku Usaha sebanyak 2.220 liter dengan nominal Rp 11.100.000.
“Kami sangat mengapresiasi dukungan teman-teman OPD dalam program Jeng Rinda. Walaupun masih ada yang sedikit, tapi tidak masalah. Untuk selanjutnya harapan kami bisa meningkat lagi. Karena tujuan yang utama bagaimana mengurangi pencemaran limbah minyak jelantah ini,” ungkap Yama.
Untuk kategori Sahabat Jeng Rinda OPD yang terkumpul total 1.047 liter, DLH selaku OPD yang terbanyak menghimpun minyak jelantah selama 3 bulan sebanyak 110 liter.
Kemudian, sesuai data yang didapat Swara Kaltim, OPD terbanyak setelah DLH yaitu kantor Satpol PP Samarinda dan kecamatan Samarinda Ulu masing-masing 80 liter.
Selanjutnya kecamatan Samarinda Seberang sebanyak 60 liter, kecamatan Samarinda Ilir sebanyak 58 liter.
Selain itu ada pula OPD yang masih belum berkontribus, namun ada juga yang masih minim di tiga bulan pernah, seperti sebanyak 2,5 liter, 3 liter, 3,5 liter, 8 liter, 13 liter dan masih ada lagi.
Walaupun demikian, program Jeng Rinda ini sangat bermanfaat dalam meminimalisir pencemaran.
Seperti yang diketahui, selain dapat menimbulkan pencemaran yang serius di dalam air, minyak jelantah juga membahayakan kesehatan. Minyak jelantah menjadi ancaman bagi tinggginya jumlah penyakit kronis seperti jantung, kolesterol, stroke, hingga kanker. Minyak goreng sawit berbahaya bagi kesehatan jika digunakan kembali untuk memasak dalam bentuk jelantah, karena proses pemanasan yang lama ataupun berulang akan menyebabkan oksidasi dan polimerisasi asam lemak, yang menghasilkan radikal bebas senyawa peroksida yang bersifat toksis bagi sel tubuh.
Oleh karena itu, program Jeng Rinda ini setidaknya bisa membantu mengurai limbah minyak jelantah menjadi lebih termanfaatkan, memiliki nilai ekonomis yang tinggi serta mencegah penyalahgunaannya.(dho)