Caption: Lut Minal Abidin, salah seorang relawan dan juru kunci Makam Datu Keramat, Syehk Abbdu Saman bin Syehk Abdullah.
MAHAKAM ULU, Swarakaltim.com – Kabupaten Mahakam Ulu merupakan salah satu 10 kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Timur, yang berbatasan langsung dengan negara tetangga Serawak Malaysia.
Kabupaten di Bumi Urip Keriman ini, merupakan daerah yang memiliki banyak sejarah sehingga banyak warga atau para wisatawan khususnya yang datang ingin melihat peradaban Suku Dayak yang tinggal di pesisir mahakam ulu, hingga berziarah ke makam-makam para penyebar islam diwilayah ini.
Salah satu wisata religi yang berada dikawasan Kampung Sirau dan Memahak Teboq, Kecamatan Long Hubung, merupakan salah satu kawasan bersejarah yang dikenal dengan nama Pulau Keramat.
Disinilah yang menjadi salah satu obyek wisata religi bagi sejumlah warga lokal, baik dari Kaltim maupaun dari luar Pulau Kalimantan.

Pulau keramat ini menjadi lokasi yang paling banyak dikunjungi penziarah. Disini ada kubah yang diyakani Makam salah satu tokoh Ulama penyebar agama Islam, yaitu Syehk Abdu Saman, bin Syehk Abdullah yang wafat pada tahun 1778 silam.
Konon mitosnya pulau yang membelah sungai Mahakam ini tidak pernah tenggalam saat pasangnya air Sungai Mahakam, oleh karena itu disebut Pulau Keramat.
Selain keberadaan makam tokoh ulama ini, disini juga terdapat sejumlah misan batu yang tumbuh dengan sendirinya dari muka bumi. Sementara, pulau ini juga dijadikan Tempat Pemakaman Umum bagi warga sekitar.
Sehingga pulau peninggalan Datuq Keramat ini, menjadi primadona bagi penziarah yang biasa berwisata relegi. Selain pergi ke Pusat Ibu Kota Kabupaten Mahakam di UJoh Bilang Kecamatan Long Bagun.
Sayang, akses transportasi ke lokasi makam ini dianggap belum memenuhi harapan para peziarah. Sehingga untuk sampai ke pulau keramat ini, warga penziarah harus menumpangi mesin perahu atau Speedbout agar sampai ke tujuan.
Oleh karena itu, salah seorang warga yang merupakan relawan aktif, merawat makam tokoh ulama ini, sangat membutuhkan perhatian dari pemerintah daerah, berupa bantuan fasilitas kelengkapan yang menjadi wisata religi ini.
“Pemeliharaan makam keramat ini secara swadaya. Kebanyakan hasil dari pemberian orang-orang yang mempunyai niat disini. Untuk itu sangat dibutuhkan perhatian pemerintah terkait kelengkapan fasilitas penziarah makam keramat yang menjadi wisata religi diwilayah ini,” tutur Lut Minal Abidin, belum lama ini kepada wartawan.
Sebagai informasi bagi penziarah yang hendak ke wisata religi ini ada dua jalan alternatif, pertama bisa melewati jalur sungai dan jalur darat ke wilayah kampung terdekat.
Jika anda berangkat dari Dermaga Pelabuhan Tering, Kutai Barat menggunakan Speedbout ke pulau keramat ini, memakan waktu krunga lebih 1 setengah jam perjalanan.
Kemudian bagi yang hendak melewati jalur darat sambil Off-road jalan yang belum beraspal, dengan jarak tempuh sekitar 2 setengah jam perjalanan ke wilayah Kampung Datah Bilang dan Lutan.
Setelah tiba di kedua Kampung tersebut, anda bisa menyewa perahu ces atau kentinting warga setempat, agar bisa tiba di pulau keramat tersebut dengan jarak tempuh kurang lebih 1/2 jam perjalanan menyusuri sungai Mahakam.
Penulis : Alfian
Editor : Redaksi
Publisher : Rina