BALIKPAPAN,Swarakaltim.com – Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Balikpapan melakukan audiensi dengan Wali Kota Balikpapan. Audiensi berlangsung di ruang VIP Room Kantor Walikota, Jumat (17/6/2022).
Dalam audiensi di hadapan Walikota Balikpapan Rahmad Masud . DP3AKB menyampaikan program-program dalam hal perlindungan perempuan dan anak. Diharapkan program ini mendapat dukungan Pemkot Balikpapan sehingga bisa bekerja lebih maksimal.
Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud mendukung program DP3AKB dan forum masyarakat, karena program ini membantu program pemkot, karena pemerintah tidak bisa jalan sendiri tapi perlu melibatkan elemen masyarakat lainnya. “Kita harus mendukung bersama sama dan berkolaborasi dengan instansi terkait kita dalam hal ini DP3AKB untuk mencari simulasi dan koordinasi terhadap kekerasan anak,” kata Rahmad Mas’ud.
Rahmad menjelaskan, kini bagaimana menekan dan memberikan edukasi kepada orang tua dan masyarakat tentang kepedulian untuk melindungi anak-anak yang menjadi tugas dan tanggung jawab bersama. “Kami juga sudah berkomitmen untuk menyempurnahkan sekolah yang ramah anak, termasuk di tempat-tempat ibadah juga menjadi tanggung jawab kita semua untuk bisa diwujudkan,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala DP3AKB Kota Balikpapan Alwiati mengatakan, seperti diketahui Kota Balikpapan yang sebelumnya meraih penghargaan Nindia di tahun 2020 sebagai Kota Layak anak, kemudian di 2021 turun menjadi Madya, salah satu permasalahan bagaimana kontinue dan perhatian terhadap perlindungan anak yang masih kurang.
“Dimana fasilitas-fasilitas yang mendukung sebagai Kota Layak anak, misalnya rumah ibadah ramah anak kita belum punya, sehingga ditahun ini kami akan melaunching untuk rumah ibadah ramah anak, kemudian fasilitas dan sarana sekolah ramah anak belum semua memenuhi persyaratan dari hasil penilaian,” ujar Alwiati.
Alwiati menambahlan, kurangnya ruang bermain ramah anak seperti taman-taman harus secara kontinue melakukan pemantauan dan pihaknya mengajak seluruh komponen masyarakat di Kota Balikpapan agar bergotong royong untuk menyiapkan ruang untuk anak-anak.
“Supaya anak kita menjadi anak cerdas, karena mereka juga membutuhkan tempat yang layak untuk berinovasi dan interaksi dengan masyarakat,” imbuhnya.
Alwi berharap rumah ibadah menjadi tempat anak berinteraksi, yang selama ini selalu melarang anak ke masjid kapan lagi mereka akan ke masjid. Termasuk dengan masih banyaknya anak- anak dijalanan tidak mendapat perhatian dari orang tuanya, peranan sebagai orang tua dan masyarakat untuk melakukan pendampingan, apabila keluarganya atau orangtuanya memang tidak mampu dengan memberikan keterampilan supaya dia bisa mandiri dan menjadi orang tua yang bisa membiayai kehidupannya sendiri bukan anak yang dieksploitasi untuk berjualan di jalanan.
“Karena akan sangat berbahaya terutama dari kecelakaan dan jadi objek kekerasan karena jadi anak jalanan. Dan ini peranan seluruh komponen masyarakat,” kata Alwiati.
Adanya Forum Puspa, Forum PPTABM ini sangat membantu DP3AKB dalam hal memberikan pendampingan kepada anak- anak yang mengalami kekerasan dan anak-anak yang ditelantarkan oleh orangtuanya.
“Disinyalir ada oknum yang mengkoordinir anak-anak tersebut, inilah yang harus kita cari tahu bersama-sama sehingga anak-anak ini dibiarkan dijalanan untuk berjualan,” tutupnya.(*/tl)