SAMARINDA, Swarakaltim.com – Pemerintah saat ini berupaya untuk memerangi kasus stunting, dan berdasarkan data yang ada, penyebab kasus stunting ini, dikarenakan keluarga miskin ekstrem hingga mencapai 60 persen, dan faktor lainnya seperti kurangnya ketersediaan kebutuhan dasar, akses air bersih, fasilitas sanitasi dan masalah lainnya.
Melihat data tersebut, Anggota Komisi IV DPRD Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), Ananda Emira Moeis menegaskan bahwa kasus kemiskinan ekstrem harus dituntaskan, agar angka stunting bisa semakin turun.
“Namun, indikator kemiskinan itu dari segi faktor apa saja, apakah tidak bekerja atau hal lainnya, sehingga ekonomi tidak stabil,” lanjutnya saat diwawancarai awak media, Minggu (26/3/2023).
“Untuk itu, baik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim maupun Kabupaten Kota harus bersinergi, untuk menuntaskan kasus stunting di Kaltim, khususnya di wilayah Kota Samarinda,” ujar Ananda Emira Moeis yang juga menjabat sebagai Sekretaris DPD PDI Perjuangan Kaltim ini.
“Serta membuat banyak program padat karya yang bisa membuka lapangan kerja di Kaltim,” ucapnya.
“Terutama, berbagai kegiatan pembangunan yang banyak menggunakan tenaga manusia dibandingkan dengan tenaga mesin,” katanya.
“Dan diharapkan pula, sinergitas dalam menuntaskan kasus stunting ini dari segala aspek masyarakat serta pemerintah,” tuturnya.
“Dengan adanya hal tersebut, angka stunting di pastikan menurun, karena masyarakat yang telah mendapatkan pekerjaan, tentunya berdampak ekonomi stabil,” jelasnya.
Politikus PDI Perjuangan Dapil Kota Samarinda ini meminta agar pemerintah bisa melaksanakan kegiatan positif secara berkesinambungan, guna menurunkan angka kemiskinan ekstrem dan stunting sesuai dengan target.
“Diharapkan dari sisi pemerintah, bisa lebih giat menggencarkan berbagai program dalam proses pembangunan kedepan,” sambungnya.
“Dan harus banyak menciptakan banyak kegiatan padat karya, sehingga kemiskinan esktrim dapat diatasi, sehingga kasus stunting bisa di tuntaskan dengan baik,” pungkasnya. (Adv/AI)