SAMARINDA, Swarakaltim.com – Gubernur Kaltim Dr Isran Noor mengakui stunting dan kemiskinan masih menjadi perhatian serius Pemerintah Provinsi Kaltim. Walaupun dari segi kemiskinan Kaltim masih jauh lebih bagus dari rata-rata nasional.
“Itu semua tugas kita bersama untuk mengurangi atau menurunkan angka stunting dan kemiskinan,” jawab Gubernur Isran Noor saat ditanya awak media nasional di Jakarta beberapa waktu lalu, seperti dilansir dari berita Biro Adpim Setprov Kaltim, Senin (27/3/2023).
Meski pun diakuinya, dari segi angka kemiskinan Kaltim masih jauh lebih bagus dari rata-rata nasional sebesar 9,54 persen.
Dimana angka kemiskinan Kaltim walaupun sempat terdampak pandemi Covid-19 selama dua tahun, mencapai 6,44 persen atau meningkat 0,13 persen.
“Artinya, upaya keras kami di daerah memberikan dampak terhadap taraf hidup masyarakat,” ujarnya.
Sementara angka stunting Kaltim sesuai hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) dari Kementerian Kesehatan terjadi kenaikan sekitar 1,1 persen menjadi 23,9 persen pada 2022 dari 22,8 persen (2021).
“Nah stunting, kita masih perlu ditingkatkan kinerja pencegahan dan penanganannya,” katanya.
Namun orang nomor satu Benua Etam ini menegaskan Pemerintah Provinsi Kaltim akan melakukan survei tersendiri terhadap hasil SSGI yang dilaksanakan Kementerian Kesehatan.
“Bukan tidak percaya hasil survei itu, tapi kita ingin mengevaluasi ulang by name by address hasil survei yang dilakukan Kementerian Kesehatan,” jelasnya.
Jawaban itu ditegaskan Ketua APPSI ini terkait pertanyaan awak media nasional berkaitan tema APBD Award dan Rakornas Keuangan Daerah 2023 “Percepatan Realisasi APBD, Penanganan Inflasi, Stunting, Kemiskinan Ekstrim, serta Persiapan Pilkada Serentak 2024”.
“Yang pasti, stunting juga masalah kemiskinan ditangani secara bersama-sama, lintas sektor,” ungkap suami Hj Norbaiti ini. (adv-diskominfo kaltim/adpimprov/dho)