Perpustakaan Daerah Paser Jalan Jenderal Sudirman Tanah Grogot Kabupaten Paser
TANAH GROGOT, Swarakaltim.com – Perpustakaan Daerah Paser yang berlokasi di Jalan Jenderal Sudirman Tanah Grogot dipercaya untuk memfasilitasu tempat kegiatan workshop Revitalisasi Bahasa Paser yang diselenggarakan, Rabu (24/5/2023).
Workshop yang diinisiasi oleh Kantor Bahasa Kaltim itu dihadiri oleh 80 guru utama yang didatangkan dari dua kabupaten. Dua kabupaten tersebut tidak lain adalah Paser dan Penajam Paser Utara.
Ada dua Tokoh Adat Paser yang didapuk sebagai pemateri di workshop tersebut. Ialah Swisantoso dan H Lukman. Saat dikunjungi Swara Kaltim keduanya diwaktu yang sama mengajar di tempat terpisah.
Swisantoso di Ruang Baca Perpustakaan tampak mengajar syair atau pantun khas Paser yang dikenal dengan Betoreh. Di ruangan lain H Lukman mengajarkan Pidato berbahasa Paser kepada para guru.
Ketua Panitia Kegiatan, Yudianti Herawati mengatakan bahwa nantinya para guru akan mengajarkan ilmu tersebut kepada anak didiknya yang kemudian nanti akan dikompetisikan dari level kecamatan hingga nasional.

Ketua Panitia Kegiatan, Yudianti Herawati.
“Kami nanti akan melaksanakan lomba, lomba-lomba terhadap anak-anak Didik, inilah disebut nanti Tunas bahasa Ibu. Nah anak-anak yang kita lombakan ini nanti akan mendapat ini sebagai pewarisan bahasa dan kelestarian bahasanya,” katanya.
Sehingga bahasa yang ada di Kabupaten Paser ini tidak terhenti dan akan terus dilestarikan oleh generasi mudanya.
Diketahui, tidak hanya Bahasa Paser, tapi ada 3 bahasa lainnya di Kalimantan Timur yang juga masuk ke dalam program revitalisasi Bahasa daerah. Diantaranya Bahasa Kutai, Kenyah dan Bulungan.
Saat ini ada 16 bahasa di Kaltim, dan 11 bahasa di Kaltara. Sehingga jumlah bahasa Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara ada 27 bahasa.
Yudianti mengatakan bahwa alasan pemilihan 4 bahasa tersebut untuk direvitalisasi adalah karena dinilai kental dan penduduk aslinya.
“Namun pada peta bahasa pendataan bahasa kami menemukan bahasa yang betul-betul kental dengan penduduk aslinya adalah 3 bahasa tersebut yaitu Bahasa Kutai, Bahasa Paser dan Bahasa Kenyah,” katanya.
Ia juga menuturkan bahwa secara bertahap tidak menutup kemungkinan seluruh bahasa daerah di Kaltim akan direvitalisasi.
“Tidak menutup kemungkinan semua bahasa 16 ini kami revitalisasi tapi ini sifatnya bertahap. Kan kami revitalisasi ini sifatnya bertahap, tahun kemarin hanya tiga bahasa sekarang tambah satu bahasa lagi jadi 4,” ucapnya.(adv-dpk kaltim/jp1/dho)