Cegah Penyebaran Difteri, Pemerintah Minta Peranan Semua Pihak

Foto Kepala Dikes Berau, Lamlay Sarie

TANJUNG REDEB, Swarakaltim.com – mengacu kepada kasus Difteri yang telah merenggut 3 nyawa di Kabupaten Berau, akhirnya Dinas Kesehatan (Dinkes) Berau, mengeluarkan pernyataan resminya melalui pers rilis terkait Kejadian Luar Biasa (KLB) Difteri Kabupaten Berau, tertanggal 22 Maret 2024. Guna mencegah tersebarnya penyakit tersebut, Pemerintah Daerah Berau minta peranan semua pihak dengan tetap mematuhi aturan dan anjuran dari dinas terkait.

Dalam Surat Edaran (SE) Nomor 440/951/Set-1/III/2024 Tentang Kewaspadaan Dini Terkait Kejadian Luar Biasa (KLB) Penyakit Difteri di Kabupaten Berau, Kepala Dinkes Berau, Lamlay Sarie, dari 4 kasus terkonfirmasi positif difteri di Kabupaten Berau, 2 kasus ditemukan pada akhir tahun 2023 dan 2 kasus lainnya ditemukan pada tahun 2024, Dimana dari kasus yang terkonfirmasi positif 3 diantaranya meninggal dunia.

Berangkat dari kejadian tersebut, terbitlah SK Bupati Beau Nomor: 23 Tahun 2024 Tentang Penetapan Status Kejadian Luar Biasa (KLB) Penyakit Difteri. Adapun wilayah ditemukannya kasus Difteri adalah di Kecamatan Teluk Bayur, Kecamatan Pulau Derawan, Kecamatan Kelay, dan Kecamatan Gunung Tabur.

“Berdasarkan pertimbangan perkembangan kasus, maka ditetapan pada rapat lintas sektor tingkat kabupaten pada tanggal 21 Maret 2024 Outbreak Respon Imunization (ORI) akan dilakukan secara meluas, “himbau Kadiskes dalam Edaran tersebut.

Pemerintah Daerah Berau melalui Dinas Kesehatan menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk melengkapi imunisasi dasar lengkap pada anak, terapkan Perilaku Hidup Bersih dan Seat (PHBS), gunakan masker jika mengalami gejala batuk dan pilek, jaga jarak fisik (physical distancing), hindari kerumunan, mengkonsumsi gizi seimbang, dan meningkatkan kewaspadaan dini terhadap penyakit difteri dengan segera melakukan pemeriksaan ke fasyankes jika mengalami salah satu gejala sakit Difteri (demam, nyeri menelan, terdapat pseudomembran putih keabuan di tenggorokan, leher membengkak, sesak nafas disertai bunyi).
Penyakit difteri merupakan penyakit yang dapat di cegah dengan imunisasi, disebabkan oleh bakteri Corynabacterium Diphteria dengan masa inkubasi umumnya 2-5 hari.

“Tanda dan Gejala Penyakit difteri yang perlu di waspadai adalah demam, nyeri menelan, terdapat pseudomembran putih keabuan di tenggorokan, leher membengkak, sesak nafas disertai bunyi, “himbaunya lagi.
Bagi kelompok masyarakat yang telah di Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) memiliki kekebalan 97% terhadap Penyakit Difteri, sedangkan bagi masyarakat yang terinfeksi difteri dengan riwayat imunisasi dasar lengkap dapat mengurangi 87% tingkat keparahan penyakit difteri.
Selain itu Masyarakat juga diharapkan membersihkan lingkungan rumah, terutama area yang berpotensi besar menjadi tempat bakteri tinggal serta memastikan ruangan memiliki sirkulasi udara yang baik agar ruangan tidak lembab.

“Mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Sistem kekebalan tubuh yang baik dapat membantu melawan infeksi bakteri yang masuk ke tubuh. Selain itu, juga bisa mengimbanginya dengan melakukan olahraga rutin dan lengkapi juga kebutuhan vitamin dari berbagai sumber makanan dan suplemen, “Masih Kadikes dalam himbauanya. (Nht/Day).

Bagikan: