Penulis:
Reza Pramasta Gegana, S.H., M.Kn
Swarakaltim.com – Beberapa waktu terakhir ini fenomena judi online semakin marak dan menjadi fenomena nasional di Indonesia. Judi online ini merambah di berbagai kalangan masyarakat Indonesia itu sendiri. Dari kalangan masyarakat kelas atas hingga kelas bawah pun tak luput dari serangan fenomena judi online. Hal ini membuat dampak yang cukup signifikan bagi masyarakat Indonesia itu sendiri.
Dampak yang sangat berasa adalah judi online ini menjadi sebuah lingkaran setan yang tiada akhir. Seperti contoh; orang melakukan judi online akan memerlukan modal, lalu judinya menghasilkan kekalahan, dari kekalahan tersebut timbul rasa penasaran, dicoba lagi hingga berhasil mendapatkan keuntungan, modal habis tetapi masih penasaran, melakukan pinjaman online untuk judi online, masih kalah lalu akhirnya terlilit pinjaman online dan hasrat untuk judi online juga tetap besar.
Lingkungan, merebaknya judi online dikalangan masyarakat ini menjadikan membuat lingkungan pertemanan di masyarakat itu akan membentuk grup lagi yang berkempulnya dengan sesama pelaku judi online. Hal ini akan membuat sebuah ekosistem yang membuat judi online semakin meluas. Karena kekuatan dari sebuah fenomena itu salah satu faktornya adalah ekosistem yang hidup. Ekosistem judi online ini sangatlah hidup dan berkembang, bahkan trendnya bisa dibilang cukup positif.
Sistem yang mudah, judi online ini kebanyakan sudah berbasis seperti aplikasi. Sehingga mereka membuat dengan sistem yang sangat mudah untuk masyarakat. Dari segi top up atau penarikan dana itu sudah diberikan dengan kemudahan. Sehingga di kondisi teknologi masyarakat masa kini, sangatlah tidak memerlukan effort yang besar untuk bisa bermain judi online. Kemudahan inilah salah satunya judi online kian digemari.
Kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat terhadap pengelolaan keuangan. Masih sangat banyak masyarakat yang menaruh harapan besar pada judi online untuk mendapatkan hasil yang sangat maksimal. Masyarakat tertentu tidak sadar bahwa sebenarnya judi ini juga merupakan suatu bisnis, yang pada dasarnya mereka juga mencari keuntungan. Sehingga akan kecil kemungkinan aplikasi judi online tersebut akan memberikan kemenangan secara cuma-cuma. Hal semacam ini yang perlu diberikan kesadaran pada masyarakat Indonesia secara luas.
Pemerintah melakukan berbagai kebijakan untuk mengurangi pemain dari judi online, salah satunya adalah dengan pemblokiran situs atau aplikasi judi online. Menurut saya, hal ini langkah yang bagus tapi rasanya akan terkesan sia- sia. Kenapa begitu? Karena berbagai siasat dari pemilik aplikasi ini akan terus membuat aplikasi baru dengan sistem yang lain lagi, sehingga membuat aplikasi judi online tersebut akan terus ada. Alasan yang lainnya adalah, masyarakat kita juga tidak menyerah ketika aplikasi atau situs judi online itu akan diblokir. Mereka bisa saja menggunakan VPN untuk mengakses situs tersebut.
Pemerintah juga mencanangkan upaya untuk memberikan bantuan kepada para pemain judi online ini, dengan anggapan bahwa pemain judi online ini merupakan korban. Bukankah dengan alasan tersebut memungkinkan bantuan pemerintah digunakan untuk modal bermain judi lagi? Kita harus sadar bahwa judi ini memiliki kecenderungan memunculkan sifat ketagihan. Sehingga perlu dikaji lagi bantuan seperti apa yang akan diberikan oleh pemerintah kepada masyarkat.
Mungkin pemerintah secara berkala bisa meningkatkan kesadaran masyarakat dengan literasi ekonomi rumah tangga. Membantu memberikan gambaran kepada masyarakat tentang skala prioritas dalam ekonomi rumah tangga. Karena ditengah terhimpitnya ekonomi ini masyarakat tidak menutup kemungkinan mencari cara instan agar menyelesaikan permasalahan ekonomi dengan cepat, salah satu caranya mungkin dengan judi online tersebut. Jika hal ini benar terjadi tentu akan semakin membuat masalah yang sudah ada semakin besar dilakukan hal seperti itu. Maka dari itu masyarakat perlu secara perlahan untuk mengenal skala prioritas dalam ekonomi rumah tangga. Tentunya pendidikan skala prioritas ini juga diberikan kepada pelajar, hal ini bertujuan untuk membuat para pelajar ini setalah lulus akan bersikap lebih dewasa dalam bertindak. (*)
Editor : Alfian
Publisher : Rina