Rawat Keragaman Budaya Daerah Guna Menjaga Keberadaan Manusia

Foto saat pengukuran keanggotaan MAK Gunung Tabur dan Foto bersama

Terungkap Saat Pengukuhan Pemangku Adat Kesultanan Gunung Tabur
TANJUNG REDEB, swarakaltim.com – Dibawah terik matahari yang begitu menyengat tidak menyurutkan semangat, panitia, Pemangku Adat Kesultanan Gunung Tabur yang dikukuhkan, para kerabat anak cucu Sultan Gunung Tabur serta para tamu undangan.
Sehingga dari awal kegiatan Pengukuhan Pemangku Adat Kesultanan Gunung Tabur berlangsung hingga akhir tidak ada yang meninggalkan lokasi kegiatan bertempat di depan Museum Batiwakkal, Kecamatan Gunung Tabur, Kamis (26/9/2024).
Dalam agenda tersebut Adji Raden Muhammad Bakhrun dikukuhkan sebagai Pemangku Adat Kesultanan Gunung Tabur, beserta pengurus MAKN Kesultanan Gunung Tabur oleh Adji Raden Mulyadi, yang mana juga dihadiri langsung Sekjen Majelis Adat Kesultanan Nusantara (MAKN) RA,MGAD Yani Wage Sulistyowati.
Pada kesempatan itu Sekjen MAKN menyempatkan untuk memberi wejangan, dimana beliau mengharapkan tata cara dan upacara Pengukuhan Pemangku Adat Kesultanan Gunung Tabur, sebagaimana digelar hari ini (Kamis) bisa dipertahankan dari generasi ke generasi berikutnya.
Sebab kegiatan seperti ini merupakan wujud keragaman budaya yang menunjukkan akan warisan pengetahuan sejarah, nilai-nilai tradisi dan keyakinan yang telah diwariskan dan diperkaya oleh masyarakat adat tersebut guna mengenal dan memelihara aset, ide, adat istiadat mereka.
“Jadi saya minta rawat keragaman budaya dimiliki Gunung Tabur, karena kegiatan seperti ini dipandang negara kita, Republik Indonesia (RI) sebagai celah menjaga keberadaan manusia. Karena itu negara hadir untuk mengakui dan melindungi keberadaan mereka dalam bentuk formal maupun non formal,” ungkap Yani Wage Sulistyowati.
Semoga melalui pengukuhan ini tambanya, kearifan lokal dapat memberi manfaat dan kontribusi yang besar bagi tatanan adat di Bumi Batiwakkal, serta mampu menopang kinerja pemerintahan dalam mewujudkan amanah Pancasila dan kebhinekaan tunggal ika dalam mewujudkan masyarakat Gunung Tabur lebih makmur dan sejahtera khususnya, masyarakat Berau umumnya. .
Kemudian sambutan DK-25 Deklarator MAKN PYM Sultan Muda Perkasa Datu Amir menuturkan, dengan telah dikukuhkannya Pemangku Adat juga seluruh keanggotaan MAKN Gunung Tabur, beliau mengharapkan bersama dengan Kesultanan Sambaliung semakin memajukan seni kebudayaan juga adat istiadat di Kabupaten Berau.
“Apabila kita longgar saat ini, maka kemungkinan besar kedepan generasi penerus kita bisa melupakan kebudayaan juga adat istiadat Kesultanan kita. Oleh sebab itu Kesultanan Sambaliung terus berupaya menghidupkan seni budaya dengan menggelar berbagai lomba, misal mamada. Tapi yang akan kami kembali hidupkan karena hampir punah dengan menggelar lomba dalam waktu dekat ini adalah seni budaya baladun. Karena itu saya minta rekan rekan yang ada di Gunung Tabur persiapkan diri untuk turut tampil di festival seni Baladum di Sambaliung,” papar beliau.
Sementara tanggapan singkat Pemangku Adat Kesultanan Gunung Tabur, Adji Raden Muhammad Bakhrun menyatakan, di tengah-tengah perkembangan globalisasi saat ini di mana keberadaan masyarakat adat hampir kehilangan ekosistemnya sebagai kekayaan daerah, karena itu sebelum terjadi mari bersama sama membangun Kabupaten Berau, dengan semua suku yang ada di Bumi Batiwakkal.
Dalam kegiatan itu selain dihadiri Anggota DPRD Berau, Sri Kumalasari, Sekjen MAKN, PYM Sultan Muda Perkasa Datu Amir Kesultanan Sambaliung, namun juga dihadiri Datu Dissan Maulana Sultan Muda Kesultanan Bulungan serta Kerabat, anak cucu Sultan Sambaliung. (Nht)

Loading

Bagikan: