SAMARINDA, Swarakaltim.com – Kalimantan Timur (Kaltim) hingga kini masih bergantung pada pasokan beras dari daerah lain untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Anggota DPRD Kaltim, Sigit Wibowo, menilai ketergantungan ini harus segera diatasi melalui modernisasi sektor pertanian.
“Modernisasi pengolahan sawah perlu dioptimalkan. Kita tidak bisa terus bergantung pada beras dari luar daerah karena ini sangat riskan. Ketahanan pangan adalah kunci,” ujar Sigit, baru-baru ini.
Data Keputusan Menteri ATR/Kepala BPN Tahun 2019 menunjukkan, Kaltim memiliki lahan baku sawah seluas 41.406 hektare, jauh lebih kecil dibandingkan provinsi seperti Jawa Timur yang mencapai 1.214.909 hektare. Pada 2023, luas panen terbesar di Kaltim tercatat berasal dari Kabupaten Kutai Kartanegara (26,55 ribu hektare), Penajam Paser Utara (12,52 ribu hektare), dan Kabupaten Paser (6,58 ribu hektare), menurut BPS Kaltim.
Namun, Sigit menekankan bahwa penyebab utama rendahnya produksi bukan hanya karena lahan yang terbatas, tetapi juga minimnya teknologi modern di kalangan petani. “Petani di Kaltim masih banyak yang bekerja secara manual. Sementara negara seperti Vietnam sudah menggunakan teknologi canggih yang lebih efisien,” jelasnya.
Ia juga menyebut perlunya dukungan pemerintah untuk memberikan insentif bagi petani dan mempercepat mekanisasi pertanian. “Dengan alat modern, pengolahan lahan bisa lebih cepat dan hasilnya meningkat,” pungkasnya.(adv-dprd kaltim)