Atasi Krisis Sampah, Pemkot Samarinda Siapkan Insinerator di 10 Kecamatan

SAMARINDA, Swarakaltim.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda terus berupaya mencari solusi efektif untuk mengatasi permasalahan sampah yang semakin meningkat. Di periode kedua kepemimpinan Wali Kota Andi Harun, pengelolaan sampah menjadi salah satu prioritas utama dengan mengadopsi teknologi insinerator sebagai langkah strategis.

Andi Harun mengungkapkan bahwa pihaknya akan memasang insinerator di 10 kecamatan pada tahun 2025. Teknologi ini diharapkan mampu mengurangi volume sampah secara signifikan serta mengurangi ketergantungan pada Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

“Tujuan utama kami adalah mengurangi jumlah sampah rumah tangga dan industri yang berakhir di TPA. Dengan incinerator, sampah bisa langsung diproses sehingga tidak semuanya harus ditimbun,” ujar Andi Harun beberapa waktu lalu.

Insinerator adalah alat pembakaran limbah padat yang bekerja pada suhu tinggi. Proses ini tidak hanya mampu mengurangi volume sampah hingga 90 persen dan massa limbah hingga 75 persen, tetapi juga memungkinkan pemanfaatan panas yang dihasilkan sebagai sumber energi listrik.

Keputusan untuk mengadopsi teknologi ini diambil karena keterbatasan kapasitas TPA yang hanya mampu menampung sampah selama satu tahun sebelum penuh. Dengan adanya insinerator, beban TPA dapat dikurangi secara signifikan.

“Insinerator ini memiliki kapasitas pembakaran sekitar 10 ton setiap 4 jam. Jika beroperasi selama 12 jam sehari, maka sekitar 30 ton sampah bisa langsung diolah tanpa perlu dikirim ke TPA,” jelas Andi.

Untuk merealisasikan program ini, Pemkot Samarinda telah mengalokasikan anggaran dalam APBD 2025 guna membeli 10 unit insinerator. Harga satu unit berkisar antara Rp1,2 miliar hingga Rp1,9 miliar, tergantung spesifikasi dan kapasitasnya.

Dengan langkah ini, Pemkot berharap pengelolaan sampah di Samarinda menjadi lebih efisien dan ramah lingkungan. Selain itu, keberadaan insinerator juga diharapkan dapat mengurangi pencemaran akibat tumpukan sampah yang berlebihan.

“Kami ingin Samarinda memiliki sistem pengelolaan sampah yang lebih modern dan tidak lagi bergantung sepenuhnya pada TPA. Dengan teknologi ini, kita bisa mengurangi dampak lingkungan sekaligus menciptakan energi terbarukan,” tambah Andi.

Pemkot Samarinda juga akan melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait penggunaan insinerator dan dampaknya bagi lingkungan. Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, diharapkan program ini bisa berjalan optimal demi menciptakan kota yang lebih bersih dan sehat.(Dhv)

Loading

Bagikan: