SAMARINDA, Swarakaltim.com – Museum Samarinda menjadi lokasi digelarnya Gerakan Pangan Murah pada Sabtu (14/6/2025). Kegiatan ini diinisiasi Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kalimantan Timur (Kaltim) melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pelabuhan Perikanan Indonesia (PPI) Selili.
Taufik, Koordinator PPI Selili DKP Kaltim, menjelaskan bahwa partisipasi mereka bertujuan mendukung stabilitas harga dan pengendalian inflasi, terutama melalui penyediaan ikan konsumsi dengan harga terjangkau. Produk yang dijual antara lain ikan layang, trakulu, cumi, dan udang dengan harga jauh di bawah pasaran.
“Kami jual ikan layang seharga Rp25.000 per pack, trakulu juga Rp25.000, kepala ikan Rp15.000, dan udang besar yang biasanya Rp50.000 kami lepas seharga Rp25.000. Tujuannya agar masyarakat tetap bisa mengakses protein hewani murah,” ujar Taufik.
Taufik menambahkan bahwa kehadiran ikan layang menjadi penting karena komoditas tersebut termasuk salah satu penyumbang inflasi di Kaltim. Harga ikan layang setelah Idul Adha sempat naik dari Rp30.000 menjadi Rp40.000 per kilogram, sehingga intervensi pasar seperti ini menjadi solusi strategis.
Menurut pantauan, antusiasme warga cukup tinggi, terutama karena pelaksanaan kegiatan ini bertepatan dengan akhir pekan.
“Hari Sabtu biasanya lebih ramai karena masyarakat sedang libur dan banyak yang sedang olahraga di sekitar sini,” tambahnya.
Ia juga menekankan pentingnya membiasakan masyarakat mengonsumsi ikan.
“Dengan gerakan seperti ini, kami berharap kesadaran makan ikan meningkat dan harga tetap stabil. Ini sejalan dengan upaya menjaga ketahanan pangan dan kesehatan masyarakat,” katanya.
Salah satu warga Loa Bakung, Rinda (38), yang datang ke lokasi merasa sangat terbantu dengan adanya pangan murah ini.
“Harga-harganya jauh lebih terjangkau dari biasanya. Saya harap kegiatan seperti ini bisa rutin dilakukan,” ujarnya.
Rinda menyoroti pentingnya penyebaran informasi yang lebih luas. Menurutnya, masih banyak masyarakat ekonomi menengah ke bawah yang belum mengetahui adanya kegiatan ini karena kurangnya sosialisasi di media sosial dan kanal komunikasi lainnya.
“Kalau titik distribusinya lebih banyak dan promosi lebih masif, pasti lebih banyak warga terbantu. Terutama di tengah kondisi ekonomi yang lagi sulit seperti sekarang,” tutup Rinda.
Gerakan Pangan Murah ini dijadwalkan berlangsung hingga selesai pada hari itu. Masyarakat diharapkan memanfaatkan momentum ini tidak hanya untuk berhemat, tetapi juga berkontribusi dalam stabilisasi inflasi dan peningkatan konsumsi pangan bergizi, khususnya ikan.(DHV)